Bitcoin mengalami pergerakan harga yang bergejolak saat pembukaan pasar Wall Street pada Kamis, dipicu oleh rilis data ekonomi Amerika Serikat yang semakin memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Berdasarkan data Cointelegraph Markets Pro dan TradingView, harga BTC/USD sempat naik hingga mencapai $114.731. Lonjakan tersebut terjadi setelah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Agustus keluar sesuai perkiraan, melanjutkan tren pelemahan Indeks Harga Produsen (PPI) yang dirilis sehari sebelumnya.
Walaupun CPI berada di level tertinggi sejak Januari, perhatian investor justru tertuju pada klaim tunjangan pengangguran awal yang meningkat signifikan menjadi 263.000, jauh di atas estimasi 235.000. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021 dan menambah kekhawatiran akan pelemahan pasar tenaga kerja. Situasi ini memperbesar keyakinan bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan 17 September, bahkan peluang pemangkasan lebih dari 0,25% kini diperkirakan mencapai 11%.
The Kobeissi Letter menilai pasar sudah memperhitungkan potensi pemangkasan suku bunga hingga 75 basis poin sebelum akhir tahun. Menurut mereka, meskipun inflasi masih ada, kondisi tenaga kerja yang rapuh membuat langkah pemangkasan hampir tidak terelakkan.
Setelah Bitcoin kembali menembus $114.500 untuk pertama kalinya sejak 24 Agustus, banyak analis kripto melihat ruang kenaikan yang lebih besar. Trader Jelle menilai inflasi tidak separah perkiraan sehingga jalan menuju pemangkasan suku bunga terbuka. Ia menyebut, “Sekarang waktunya melanjutkan tren utama: harga lebih tinggi.”
Namun, sebagian pelaku pasar tetap berhati-hati. Trader BitBull menekankan bahwa keberhasilan mengubah level $113.500 dari resistensi menjadi support menjadi kunci untuk menguji level tertinggi baru. Di sisi lain, trader Skew menilai ada potensi jebakan pasar, di mana harga bisa turun sejenak untuk melikuidasi posisi long sebelum kembali melanjutkan kenaikan.
Investor Ted Pillows juga mengingatkan bahwa pola serupa kerap terjadi saat rilis data CPI sebelumnya: harga Bitcoin naik menjelang rilis data, lalu terkoreksi setelahnya. Menurutnya, skenario ini bisa kembali berulang.
Dengan demikian, meskipun prospek kenaikan Bitcoin terlihat menjanjikan, risiko koreksi jangka pendek akibat faktor makroekonomi AS tetap menjadi perhatian utama para trader dan investor.