Jun 30, 2025

Bitcoin Masuk Kampus! Spanyol Tawarkan Magister Khusus Kripto Mulai 2025

Default Featured Image

Sementara sebagian besar universitas masih berkutat pada teori ekonomi klasik dan hukum tradisional, University of the Hespérides di Spanyol memutuskan untuk melompat ke masa depan.

Dimulai pada 28 April 2025, universitas ini akan meluncurkan program Magister Bitcoin pertama di dunia berbahasa Spanyol sebuah langkah strategis yang mencerminkan semakin seriusnya dunia akademik dalam menjawab tantangan dan peluang revolusi finansial digital.

Dalam format online penuh selama 10 bulan, program ini bukan sekadar kursus biasa. Ia dirancang dengan kurikulum komprehensif dan kredensial akademik 60 ECTS, menyasar pengusaha, insinyur, pengacara, hingga investor yang ingin memahami Bitcoin dari tiga sisi penting: teknologi, ekonomi, dan legalitas.

Pendidikan Bitcoin Dari Pinggiran ke Mainstream

Langkah ini seolah menegaskan bahwa Bitcoin tak lagi sekadar tren teknologi, melainkan telah bertransformasi menjadi disiplin akademik multidimensi. Sama seperti ekonomi pasar bebas, hukum internasional, atau bahkan energi terbarukan, Bitcoin kini punya rumahnya sendiri di universitas.

Program ini dipimpin oleh Álvaro D. María, penulis buku “The Philosophy of Bitcoin”, dan Juan Ramón Rallo, ekonom ternama Spanyol. Fakultas juga melibatkan praktisi dari perusahaan-perusahaan Bitcoin terkenal seperti BTC Inc. dan Jan3.

Ini bukan sekadar pengajaran berbasis teori, tetapi pendidikan terapan yang didukung langsung oleh industri.

Apa yang Ditawarkan?

Kurikulumnya memuat segala hal mulai dari filsafat Bitcoin, teknologi proof-of-work (PoW), teori moneter, hingga strategi investasi dan kepatuhan pajak. Tak hanya itu, peserta juga akan mendapatkan bonus fisik berupa dompet keras Blockstream Jade dan buku karya direktur program yang menjadikannya lebih dari sekadar kursus online biasa.

Tersedia juga lokakarya praktikal seperti mining mandiri, tata kelola dompet pribadi (self-custody), serta pelatihan perpajakan yang relevan dengan regulasi Eropa. Pembelajaran dilakukan secara asinkron, tetapi mahasiswa juga dapat hadir langsung di Santa Cruz de Tenerife dan Las Palmas de Gran Canaria dalam seminar tatap muka opsional.

Spanyol Menyusul Jejak MIT dan NYU

Langkah ini membawa University of the Hespérides sejajar dengan institusi elite seperti MIT, NYU, UC Berkeley, dan Duke University, yang telah lebih dulu menawarkan program serupa. Misalnya, MIT mengajarkan “Cryptocurrency Engineering and Design” dengan fokus pada kriptografi dan sistem terdesentralisasi, sementara NYU mempelajari aspek hukum dan bisnis dari Bitcoin.

Sementara itu, University of Nicosia di Siprus masih menjadi pelopor dengan program Magister Digital Currency-nya. Namun, pendekatan University of the Hespérides yang memadukan pendidikan, industri, dan filosofi menambah warna baru dalam lanskap pendidikan kripto global.

Mengapa Ini Penting?

Dunia kripto selama ini dikenal dengan pendekatan trial-and-error yang kadang berisiko tinggi. Dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan yang membakukan pendekatan akademis terhadap Bitcoin, kita melihat langkah besar menuju profesionalisasi industri ini.

Tidak lagi hanya menjadi medan para coder dan spekulan, ekosistem Bitcoin kini sedang membuka pintunya lebar-lebar untuk pendekatan sistematis, ilmiah, dan berbasis hukum.

Bagi para profesional yang ingin bersaing di ranah keuangan digital global, sertifikasi seperti ini akan meningkatkan kredibilitas sekaligus memperluas akses terhadap peluang kerja dan investasi baru baik sebagai analis, pengembang, konsultan hukum, maupun pendiri startup berbasis blockchain.

Dengan meluncurkan program Magister Bitcoin, University of the Hespérides tak hanya menciptakan program baru mereka tengah menulis ulang sejarah pendidikan finansial global. Di tengah meningkatnya pengaruh kripto dalam kebijakan moneter dan ekonomi digital, pendidikan formal semacam ini adalah pondasi penting untuk menciptakan ekosistem yang lebih stabil, profesional, dan berkelanjutan.

Bitcoin Masuk Kampus! Spanyol Tawarkan Magister Khusus Kripto Mulai 2025
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan