Jun 13, 2024

Bitcoin Koreksi karena Potongan Suku Bunga The Fed

Federal Reserve Amerika Serikat telah mengubah proyeksinya terkait pemotongan suku bunga untuk tahun ini, dari yang sebelumnya memperkirakan tiga kali pemotongan menjadi hanya satu kali pemotongan. 

Perubahan ini berdampak pada pasar kripto seperti Bitcoin yang kehilangan keuntungan signifikan yang diperolehnya di awal sesi perdagangan.

Dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu lalu, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,50%. Meskipun demikian, proyeksi ekonomi terbaru dari Fed kini hanya mengantisipasi satu kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun ini.

Dalam pernyataan kebijakan terbarunya, FOMC mencatat bahwa dalam beberapa bulan terakhir terdapat “kemajuan lebih lanjut yang modest” menuju tujuan inflasi 2%. 

Istilah “modest” atau “moderat” ini menjadi perhatian karena pada pernyataan kebijakan sebelumnya, FOMC mengeluhkan “kurangnya kemajuan” dalam menurunkan inflasi.

Penggunaan istilah “modest” dalam pernyataan kebijakan tersebut menandakan bahwa meskipun ada perbaikan, kemajuannya masih tergolong lambat dan tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa upaya untuk mencapai target inflasi 2% masih memerlukan waktu dan kebijakan yang lebih hati-hati.

Ketua Fed Jerome Powell menyatakan bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan bank sentral akan terus berfokus pada pengembalian inflasi ke target 2%. Powell menegaskan bahwa Fed akan tetap waspada dan siap mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan untuk menjaga stabilitas harga.

Proyeksi ekonomi terbaru dari Fed menunjukkan bahwa tingkat suku bunga dana federal pada akhir tahun 2024 diperkirakan akan berada di 5,1%, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,6%. 

Hal tersebut berarti bahwa bank sentral hanya mengantisipasi satu kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun ini, berbeda dengan prediksi sebelumnya yang memperkirakan tiga kali pemotongan sebesar 75 basis poin. 

Sementara itu, ekspektasi untuk akhir tahun 2025 adalah tingkat suku bunga dana federal sebesar 4,1%, yang menunjukkan adanya potensi pemotongan sebesar 100 basis poin tahun depan.

Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk bulan Mei juga menunjukkan terdapat perlambatan inflasi yang tidak terduga bulan lalu. Pada walnyanya, hal ini mendorong kenaikan tajam di pasar kripto, saham, dan obligasi, karena para trader meningkatkan harapan mereka untuk dimulainya pemotongan suku bunga oleh Fed. 

Namun, setelah perubahan sikap Fed yang dikonfirmasi oleh Powell, pasar kehilangan dorongan tersebut hingga saham dan obligasi AS menutup hari dengan keuntungan, tetapi jauh dari puncak sesi.

Dampak langsung dari keputusan ini terutama dirasakan pada harga Bitcoin yang kehilangan keuntungan awal sesi. Pasar akan terus mengawasi perkembangan kebijakan moneter Fed untuk menentukan langkah investasi berikutnya.

Bitcoin Koreksi karena Potongan Suku Bunga The Fed
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan