Jul 7, 2025

Bitcoin di Bursa Turun ke 14,5% Sinyal Supply Shock Semakin Nyata

Ketika 86% Bitcoin Menghilang dari Bursa – Krisis Pasokan Menanti?

Pasokan Bitcoin di bursa terdesentralisasi tercatat turun ke level terendah dalam 7 tahun terakhir: hanya sekitar 14–15 % dari total suplai yang tersedia di platform trading, kondisi yang belum pernah tercapai sejak Agustus 2018 .

Pasokan Mengecil, Felda Panik?

Data Glassnode melaporkan persentase Bitcoin di bursa sebesar 14,5 %, angka yang sangat rendah jika dibandingkan dengan puncaknya beberapa tahun lalu. Artinya lebih dari 85% Bitcoin kini disimpan secara pribadi di cold wallet atau dompet self‑custody.

Ini bukan sekadar trend ini panggilan negeri untuk “supply shock”, di mana permintaan institusional lewat ETF tidak lagi bisa dipenuhi dari volume likuiditas yang tersedia.

Whale-Move: Strategi panjang, bukan jual cepat

Sejumlah whale besar terus men-consolidate Bitcoin ke wallet mereka setelah membeli yang berarti tekanan jual jangka pendek melemah. Trading OTC (over‑the‑counter) pun tidak lepas dari pengaruh.

Data dari CryptoQuant menyebutkan cadangan BTC di wallet OTC terkait penambang turun 21 % sejak Januari, hanya tersisa 155.472 BTC titik terendah sepanjang sejarah.

ETF: Mesin Permintaan yang Tak Pernah Pudar

Institusi raksasa terus menanam modal besar ke dalam spot Bitcoin ETF AS. Sejak 9 Juni hingga pertengahan Juni, total dana yang masuk pada ETF mencapai lebih dari US $4,7 miliar selama 15 hari berturut‑turut, dengan inflow tambahan senilai US $102 juta pada hari terakhir. Ini adalah mesin beli yang tak kenal lelah.

Psikologi Harga: Pertahankan $100.000

Bitcoin tetap bertahan di atas level psikologis penting US $100.000 sejak 28 Mei, meskipun dalam dua hari terakhir turun sekitar 2,85%. Bila harga jatuh di bawah level ini, diperkirakan akan terjadi likuidasi leveraged long senilai lebih dari US $6,42 miliar.

Namun, sebagian besar analis menilai penurunan seperti itu makin tidak mungkin. Target harga optimis untuk akhir 2025 berkisar antara US $140.000 hingga di atas US $200.000.

Analisis Tambahan untuk Nilai Jual Lebih Tinggi

Sejarah Pasokan Bitcoin: Secara protokol Bitcoin dibatasi maksimal 21 juta koin. Dari jumlah itu, lebih dari 19,8 juta sudah dicetak, dan cadangan di bursa berada di kisaran 2,5–2,9 juta BTC pada puncaknya 2025 . Ini mempertegas efek kelangkaan struktural.

Perlawanan Pasokan oleh Negara: Pemerintah Amerika bahkan meresmikan Strategic Bitcoin Reserve pada Maret 2025, dengan aset awal sekitar 200.000 BTC dari hasil penyitaan makin memperketat suplai yang bisa beredar di pasar umum.

Volatilitas Lemon dari ETF: Meskipun ETF memicu akumulasi besar, strategi leveraged pernah membuat tekanan terjadi contohnya net outflow US $3,3 miliar pada Februari 2025 yang menyebabkan penurunan 17 % dalam sebulan.

Pasokan Bitcoin yang tersisa di bursa kini di bawah 15 %, seiring dengan penurunan cadangan OTC dan lonjakan pembelian institusional melalui ETF. Kondisi ini menciptakan situasi kejar-kejaran antara permintaan yang kuat dan pasokan yang menipis potensi “supply shock” yang menjadi panggung bagi gelombang harga Bitcoin selanjutnya.

Investor institusional dan ritel disarankan memantau inflow ETF dan cadangan on-chain sebagai titik pengamatan utama untuk peluang trading atau akumulasi strategis.

 

Bitcoin di Bursa Turun ke 14,5% Sinyal Supply Shock Semakin Nyata
by Kiki A. Ramadhan

0 comments


Artikel lainnya