Jun 30, 2025

Bitcoin dan Ethereum Terkoreksi, Pasar Saham Melejit Usai Damai Dagang AS–China

Default Featured Image

Dunia finansial menyambut kabar positif dari panggung geopolitik: Amerika Serikat dan Tiongkok sepakat menurunkan tarif balasan mereka, meredakan kekhawatiran akan pecahnya perang dagang jilid baru. Tapi ketika bursa saham global berpesta, pasar kripto justru terkoreksi.

Bitcoin (BTC) sempat tergelincir di bawah level $101.000, meski akhirnya pulih ke kisaran $102.000 pada malam hari. Ethereum (ETH) ikut terkena imbas dengan turun ke $2.411, sebelum juga mengalami rebound ringan.

Namun di balik koreksi ini, para analis justru melihat peluang emas, terutama bagi Ethereum. Dengan rotasi modal yang kian nyata dari BTC ke ETH dan meningkatnya dominasi Ethereum dalam kapitalisasi pasar kripto global, para pengamat meyakini bahwa zona $2.100–$2.250 menjadi area menarik untuk akumulasi.

Arah Pasar Berbalik: Saham Naik, Kripto Jatuh

Kinerja pasar saham pada Senin waktu setempat memang mencengangkan:

* Dow Jones melonjak 1.160 poin atau 2,81%
 
* S&P 500 naik 3,26%
 
* Nasdaq Composite melesat 4,35% hingga menembus 18.700 poin

Katalisnya jelas: de-eskalasi tarif perdagangan AS – Tiongkok. Pemerintah kedua negara mengumumkan pemangkasan tarif lebih dari 100 poin persentase, sebuah langkah diplomatis yang dianggap menurunkan ketegangan geopolitik dan menyegarkan napas investor.

Namun, efek yang terjadi di pasar kripto justru sebaliknya. Kapitalisasi pasar global kripto turun 1,93% menjadi $3,29 triliun, dan dalam 24 jam terakhir terjadi likuidasi senilai lebih dari $690 juta, mayoritas dari posisi long (sebanyak $489 juta).

ETH vs BTC: Dominasi Mulai Bergeser

Salah satu tren menarik yang muncul dari koreksi ini adalah penurunan dominasi Bitcoin menjadi 61,9%, sementara Ethereum naik ke 9,1%. Ini menandakan adanya rotasi modal dari BTC ke ETH, sebuah fenomena yang kerap terjadi saat investor mulai mencari aset yang lebih berpotensi tumbuh dalam jangka menengah.

Sentimen pasar tetap dalam zona “Greed”, menurut Crypto Fear and Greed Index — menunjukkan bahwa para pelaku pasar belum kehilangan selera risiko meski harga tengah terkoreksi.

Strategi Analis “Buy the Dip” di Zona ETH $2.100–$2.250

Dua analis kripto papan atas memberikan perspektif yang menarik:

1. Michaël van de Poppe, analis dan trader terkemuka, menyebut bahwa dia tertarik untuk akumulasi ETH jika harga kembali ke kisaran $2.100–$2.250:

 “Saya memperkirakan koreksi ringan, dan justru melihat ini sebagai peluang masuk,” ujarnya.
 
2. Rekt Capital, analis makro terkenal di dunia kripto, mencatat bahwa ETH telah berhasil merebut kembali range makro $2.200–$4.000:

 “Setiap penurunan justru akan memperkuat level $2.200 sebagai support bawah,” jelasnya.

Aset Alternatif Juga Tancap Gas

Meskipun pasar utama terkoreksi, beberapa altcoin mencatatkan kenaikan impresif dalam 24 jam terakhir:

* Dogwifhat (WIF): Naik 15,56% ke $1,12
* Four (FORM): Naik 5,67% ke $2,81
* XRP: Naik 3,66% ke $2,49

Kinerja ini menandakan bahwa meskipun indeks besar melemah, pasar altcoin masih menyimpan peluang short-term yang menarik.

Saatnya Rasional, Bukan Emosional

Koreksi yang terjadi kali ini bukan disebabkan oleh skandal atau regulasi, melainkan sentimen pengambilan untung (profit-taking) di tengah kabar makro positif. Pasar saham sedang bullish, namun kripto terkoreksi dan inilah momen di mana para investor jangka panjang diuji untuk membedakan antara gejolak jangka pendek dan peluang akumulasi.

Jika Ethereum benar turun ke zona $2.100–$2.250, pasar mungkin tak memberi kesempatan kedua.
 Saat volatilitas menggila, strategi dan kesabaran menjadi senjata utama.

Bitcoin dan Ethereum Terkoreksi, Pasar Saham Melejit Usai Damai Dagang AS–China
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan