Jun 29, 2025

Bitcoin Bersiap untuk Lonjakan Harga di Tengah Keputusan Besar dari Pemerintah AS

Default Featured Image

Bitcoin kemungkinan akan mengalami pergerakan harga yang signifikan dalam beberapa minggu ke depan seiring dengan keputusan pemerintah AS terkait langkah selanjutnya terhadap aset digital ini. 

Di tengah perkembangan makroekonomi yang dinamis, sejumlah analis memperkirakan pergerakan harga akan cenderung naik karena Bitcoin belum sepenuhnya mencerminkan sikap pro-kripto dari pemerintah AS.

Bitcoin Berada dalam Fase Konsolidasi

Analis dari Bitfinex dalam laporan pasar terbaru menyebutkan bahwa Bitcoin saat ini berada dalam fase konsolidasi dan berpotensi mengalami pergerakan besar. Sejak pertengahan November, Bitcoin telah diperdagangkan dalam kisaran harga 15%, saat berada di sekitar $90.000. Secara historis, kisaran harga yang berkonsolidasi dalam rentang 15-20% cenderung mengalami pergerakan signifikan dalam waktu 80-90 hari.

Meskipun Bitcoin memiliki korelasi yang cukup tinggi dengan kondisi makroekonomi, kemampuannya untuk tetap bertahan di atas harga sebelum pemilu AS di sekitar $70.000 menunjukkan kekuatan aset ini. 

Bahkan, gejolak yang ditimbulkan oleh keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif pada Kanada, Meksiko, dan China tidak menggoyahkan Bitcoin secara signifikan.

Keputusan tarif tersebut sempat memicu likuidasi terbesar dalam sejarah kripto pada 3 Februari, dengan lebih dari $2,24 miliar aset digital terjual hanya dalam 24 jam. Hal ini menyebabkan harga Bitcoin turun di bawah level psikologis $100.000, mencapai titik terendah di $92.584 sebelum kembali naik ke $97.370.

Potensi Pergerakan Besar Bitcoin dalam Waktu Dekat

Meskipun volatilitas jangka pendek masih berpotensi terjadi, para analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. Beberapa analis bahkan menilai bahwa setelah pemerintah AS mengonfirmasi rencana mereka terhadap Bitcoin, harga aset ini bisa melonjak drastis dalam waktu singkat.

Analis kripto Thomas Fahrer dalam unggahan X pada 5 Februari mengatakan, “Hari ketika pemerintah AS mengumumkan bahwa mereka membeli Bitcoin, harga akan naik $50.000 hanya dalam satu candle selama 1 menit.”

Pendapat serupa diungkapkan oleh pendiri MN Capital, Michaël van de Poppe. Dalam unggahannya di X, ia menekankan bahwa inilah saat yang tepat bagi pemerintah AS untuk bersikap lebih terbuka terhadap adopsi kripto.

“Bitcoin masih berada dalam nilai yang netral, sementara altcoin sangat diremehkan. Secara keseluruhan, seluruh sektor ini masih undervalued,” ujarnya.

Adopsi Kripto Semakin Besar

Lebih jauh, van de Poppe menyoroti bahwa adopsi kripto saat ini lebih besar dari sebelumnya, yang menandakan masih banyak ruang bagi pasar untuk tumbuh.

“Ini bukan saat yang tepat untuk keluar dari pasar dan berpikir bahwa harga sudah mencapai puncaknya. Justru sebaliknya, masih ada potensi besar ke depan,” tambahnya.

Dengan berbagai faktor yang sedang berkembang, para analis percaya bahwa beberapa minggu ke depan bisa menjadi periode yang menentukan bagi Bitcoin, dengan potensi lonjakan harga yang signifikan jika ada sinyal positif dari pemerintah AS.

Bitcoin Bersiap untuk Lonjakan Harga di Tengah Keputusan Besar dari Pemerintah AS
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan