Jun 30, 2025

Bitcoin Berpeluang Cetak Rekor Baru di Mei, Target $100.000 Makin Dekat

Default Featured Image

Setelah beberapa pekan bergerak dengan volatilitas tinggi, Bitcoin (BTC) kembali menghidupkan harapan para investor. Dalam rentang 20 hingga 26 April, harga Bitcoin melonjak 11%, bertahan kokoh di kisaran $94.000 level tertinggi dalam dua bulan terakhir dan membuka peluang besar untuk mencetak rekor harga baru di bulan Mei.

Momentum positif ini tak hanya muncul dari faktor teknikal, melainkan juga dipicu oleh dorongan makroekonomi dan aliran dana besar-besaran ke produk investasi berbasis Bitcoin.

ETF Bitcoin Catat Rekor Aliran Dana Sinyal Kuat Optimisme

Dalam periode lima hari, spot Bitcoin exchange-traded funds (ETF) mencatatkan net inflow sebesar $3,1 miliar, angka tertinggi sepanjang sejarah. Masuknya dana institusional ini memperkuat narasi bahwa permintaan terhadap Bitcoin tetap kuat, meski pasar keuangan global masih diliputi ketidakpastian.

Peningkatan ini diperkuat oleh sikap pemerintahan Trump yang memberikan sinyal pelonggaran tarif impor, mendorong optimisme pasar. Di sisi lain, laporan keuangan perusahaan besar AS untuk kuartal pertama juga mencatatkan hasil yang solid, memperkuat sentimen risiko.

Namun, di balik euforia itu, terdapat dinamika pasar derivatif Bitcoin yang perlu dicermati lebih dalam.

Data Futures Menunjukkan Sinyal Campuran

Meskipun harga Bitcoin melonjak, indikator di pasar perpetual futures sempat menampilkan anomali: tingkat pendanaan negatif yang tajam tercatat pada 26 April. Biasanya, pendanaan negatif di tengah pasar bullish mengindikasikan tekanan jual yang kuat.

Data menunjukkan lebih dari $450 juta posisi short BTC terpaksa dilikuidasi sejak 21 April tanda bahwa banyak trader ritel salah langkah memperkirakan arah pasar.

Namun, profesional justru menunjukkan keyakinan berbeda. Premi pada kontrak futures bulanan Bitcoin, yang menghindari fluktuasi tingkat pendanaan harian, naik ke 6,5% tertinggi dalam tujuh minggu dan tetap dalam zona netral-bullish (5%-10%).

Perbedaan perilaku antara trader ritel dan institusional ini membuka peluang bahwa akumulasi besar-besaran dari institusi bisa menjadi bahan bakar untuk membawa harga Bitcoin melewati angka $100.000 dalam waktu dekat.

Bitcoin Makin Mandiri dari Saham Teknologi

Menariknya, korelasi antara Bitcoin dan indeks S&P 500 kini melemah drastis. Per April, korelasi 30-hari Bitcoin-S&P 500 hanya 29%, turun jauh dari 60% pada Maret.

Ini menandakan bahwa Bitcoin perlahan melepaskan diri dari narasi sebagai sekadar “proxy teknologi” dan mulai mengukuhkan dirinya sebagai aset independen sebuah langkah krusial menuju validasi jangka panjang sebagai “digital gold.”

Performa emas fisik, yang sempat mencetak rekor di $3.500 pada 22 April namun gagal mempertahankan momentumnya, justru memperkuat posisi Bitcoin. Investor yang kecewa pada reli emas yang memudar kini melirik Bitcoin sebagai alternatif penyimpan nilai.

Prospek ke Depan $100.000 Bukan Lagi Mimpi?

Dengan kombinasi aliran dana institusional yang kuat, minat leverage profesional yang meningkat, serta penguatan status Bitcoin sebagai aset independen, bulan Mei menjadi bulan yang sangat penting.

Meskipun volatilitas dan ketidakpastian makro tetap menjadi risiko, peluang bagi Bitcoin untuk mencetak all-time high baru tampak lebih nyata dibandingkan sebelumnya.

Satu hal jelas: jika Bitcoin mampu bertahan di atas $90.000 sambil mempertahankan sentimen positif ETF dan dukungan institusional, angka psikologis $100.000 bisa segera terwujud mengukir babak baru dalam sejarah keuangan global.

Bitcoin Berpeluang Cetak Rekor Baru di Mei, Target $100.000 Makin Dekat
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan