Jun 30, 2025

Bitcoin Anjlok ke $77.700, Tarif Baru Trump Picu Gejolak Pasar Global

Default Featured Image

Bitcoin turun tajam ke level terendah dalam tiga minggu pada hari Minggu, seiring berlanjutnya aksi jual di pasar global. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran investor atas meningkatnya ketegangan dagang setelah Presiden Donald Trump resmi memberlakukan tarif impor baru yang luas terhadap mitra dagang utama Amerika Serikat.

Menurut data dari CoinGecko, harga Bitcoin merosot lebih dari 6% dalam 24 jam terakhir dan kini diperdagangkan di kisaran $77.700. Ethereum bahkan mencatat penurunan lebih tajam, turun hampir 12% menjadi $1.575. Penurunan ini juga tercermin di pasar kripto secara keseluruhan, mengikuti pola pelemahan yang sama seperti pasar saham global.

Sementara itu, di awal jam perdagangan Asia, kontrak berjangka saham AS juga melanjutkan pelemahannya. S&P 500 E-mini futures turun 4,3%, Dow Jones futures kehilangan 4%, dan Nasdaq 100 futures terkoreksi 4,6%. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Wall Street bakal menghadapi pekan yang cukup bergejolak.

Tarif Baru Jadi Biang Kekacauan

Aksi jual ini dipicu oleh kebijakan tarif baru yang mulai berlaku sejak Sabtu. Trump menetapkan tarif universal sebesar 10% untuk hampir seluruh barang impor, ditambah tarif tambahan yang lebih tinggi untuk negara tertentu. 

Barang dari China dikenakan tarif sebesar 34%, sementara barang dari Uni Eropa dikenai tarif 20%. Langkah ini dimaksudkan sebagai respons terhadap hambatan perdagangan yang dinilai merugikan ekspor AS.

Pasar kripto yang sempat stabil sepanjang akhir pekan mulai tergelincir bersamaan dengan pembukaan CME futures.

> “Ada rumor kalau bank-bank Wall Street memanggil kembali para trader ke meja kerja mereka sebelum pukul 5 pagi waktu Hong Kong, sesaat sebelum pasar futures dibuka,” kata Peter Chung, kepala riset dari perusahaan perdagangan algoritmik kripto yang berbasis di Singapura, Presto. “Rasanya seperti sedang menunggu sesuatu yang besar akan terjadi.”

Meski arah pasar untuk sisa pekan ini masih belum jelas, Chung menambahkan ada kemungkinan sentimen negatif ini bisa cepat berbalik.

“Beberapa pihak di Gedung Putih kabarnya tidak sepenuhnya setuju dengan kecepatan implementasi tarif ini,” ujarnya. “Kalau Trump mundur selangkah atau The Fed memberi sinyal intervensi darurat, situasi bisa berubah cepat.”

Strategi Trump Ala The Art of the Deal

Pratik Kala, kepala riset di Apollo Crypto, menyebut situasi saat ini bisa jadi menandai awal dari masa ketidakpastian yang besar dengan “implikasi sejarah.”

“Ini bisa jadi perang dagang jangka panjang,” ujarnya. “Tapi menurut saya, Trump sedang memainkan strategi dari buku The Art of the Deal.”

Mengacu pada buku bisnis terkenal karya Trump, Kala menyoroti dua prinsip utama yang kemungkinan sedang dijalankan sang presiden: “buat mereka butuh kamu” dan “lindungi sisi bawah.”

“Melindungi sisi bawah itu mudah,” kata Kala. “Cuma butuh satu tweet.”

Peluang Tersembunyi di Tengah Ketidakpastian

Walaupun ia memperingatkan bahwa volatilitas kemungkinan akan tetap tinggi, Kala juga melihat peluang bagi para trader yang berani mengambil risiko.

> “Ini bisa jadi momen bagus untuk mulai masuk lagi, tapi dengan ukuran kecil dan tetap hati-hati,” ujarnya. “Kita bisa berharap akan ada kesepakatan atau negosiasi dalam waktu dekat.”

Menurutnya, yang paling sulit diprediksi adalah respons dari Uni Eropa, yang sejauh ini belum memberikan reaksi resmi. “Kalau mereka merespons dengan agresif, pasar bisa turun lebih dalam lagi.”

Meski begitu, Kala juga bilang banyak investor yang sudah menunggu situasi tenang untuk mulai beli lagi. “Kesempatan seperti ini jarang datang.”

Bitcoin Anjlok ke $77.700, Tarif Baru Trump Picu Gejolak Pasar Global
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan