Jun 30, 2025

Awas Scam! Tim Shiba Inu Serukan Edukasi di Tengah Serangan Penipuan Kripto

Default Featured Image

Di tengah hiruk-pikuk pasar kripto yang terus bergolak, tim Shiba Inu—proyek memecoin yang kini menjelma menjadi ekosistem blockchain baru saja mengeluarkan peringatan keras kepada komunitas globalnya.

Kali ini bukan soal harga, bukan juga soal listing baru atau integrasi teknologi. Tapi soal sesuatu yang jauh lebih berbahaya: penipuan.

Lucie, kepala pemasaran Shiba Inu, melalui akun X resminya, menegaskan pentingnya kesadaran, edukasi, dan ketelitian dalam menghadapi skema-skema penipuan yang kini semakin canggih dan merajalela di ruang kripto.

Dalam pesannya yang emosional namun tegas, ia menulis: “Forget the trends. Forget the noise. Only solid, time-tested investments will survive the storm.”

Saat Penipu Berkembang Lebih Cepat dari Proyek Blockchain

Penipuan di dunia kripto bukan barang baru. Sejak Bitcoin hadir pada 2009, sudah ribuan proyek palsu, rug pulls, phishing, hingga scam airdrop menyasar para investor baik pemula maupun yang sudah berpengalaman.

Namun yang membedakan situasi saat ini adalah kecepatannya.

Menurut data dari Chainalysis, sepanjang 2023 saja, total kerugian dari penipuan kripto mencapai lebih dari $1,7 miliar, dengan memecoin menjadi salah satu sarang utamanya. SHIB, karena popularitas dan basis komunitas yang luas, menjadi target favorit bagi pelaku kejahatan siber.

“Edukasi adalah Senjata Terbaik”

Pernyataan Lucie menggambarkan realitas keras bahwa banyak anggota komunitas masih terlalu bergantung pada tren media sosial atau janji-janji manis influencer kripto. Ia menyerukan agar investor tak lagi bertindak berdasarkan FOMO (fear of missing out) atau hype semata, melainkan berdasarkan pengetahuan dan riset mandiri.

“In the state of trenches we’re living in, education is the only real weapon.”
 — Lucie, Shiba Inu Marketing Lead

Dengan nada yang hampir filosofis, Lucie menekankan bahwa di tengah “perang parit” dunia kripto saat ini, hanya edukasi yang bisa menyelamatkan dompet digital kita.

Strategi Penipuan Makin Canggih

Para penipu kini tidak hanya mengandalkan situs palsu dan airdrop bohongan, tetapi juga membuat kontrak pintar yang tampak sah namun berisi kode berbahaya. Bahkan, banyak dari mereka menyusup ke dalam komunitas Discord dan Telegram SHIB untuk menyamar sebagai anggota tim resmi.

Beberapa pola penipuan yang sering terjadi:

* Phishing dApps: Situs yang meminta koneksi dompet, lalu mengurasnya begitu pengguna menyetujui transaksi.

 
* Token palsu: Kripto yang meniru nama SHIB atau token turunannya, namun tidak memiliki afiliasi resmi.

 
* Giveaway palsu di media sosial: Penipuan klasik yang menjanjikan “double your money” jika Anda mengirim koin terlebih dahulu.

 

Bagaimana Komunitas Bisa Melindungi Diri?

Lucie memberikan sejumlah tips penting:

1. Jangan pernah klik tautan dari sumber yang tidak jelas.

 
2. Selalu periksa kontrak token di sumber resmi seperti CoinMarketCap atau Etherscan.

 
3. Gunakan dompet terpisah untuk transaksi eksperimen.

 
4. Ikuti perkembangan hanya dari akun resmi Shiba Inu dan developer utamanya seperti Shytoshi Kusama.

 

Lebih jauh, komunitas SHIB juga tengah mengembangkan portal edukasi berbasis komunitas, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang mereka untuk meningkatkan literasi blockchain dan keamanan digital.

Melampaui Hype SHIB Sebagai Ekosistem

Meskipun dikenal luas sebagai “dogecoin killer”, Shiba Inu kini telah berkembang menjadi ekosistem yang lebih matang. Dengan proyek seperti Shibarium (layer-2 blockchain mereka), token pendukung seperti BONE dan LEASH, serta rencana integrasi metaverse, SHIB menunjukkan bahwa mereka tidak hanya ingin dikenal sebagai koin meme.

Namun justru di sinilah letak bahayanya: semakin kompleks ekosistem, semakin besar peluang bagi scammer untuk meniru dan menyusup.

## Dalam Dunia Kripto, Buta Informasi Sama dengan Rugi Finansial

Peringatan dari tim Shiba Inu bukan sekadar basa-basi keamanan. Ini adalah panggilan untuk “melek finansial digital” di era di mana informasi dan disinformasi berjalan beriringan.

Satu langkah salah, satu klik impulsif, bisa berarti kehilangan seluruh aset Anda.

Dan seperti yang dikatakan Lucie: “No shortcuts.”

Awas Scam! Tim Shiba Inu Serukan Edukasi di Tengah Serangan Penipuan Kripto
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan