Jun 30, 2025

AUSTRAC Tindak Bursa Kripto Dormant, Daftar Publik Segera Diluncurkan

Default Featured Image

Di tengah geliat pasar kripto global yang mulai bangkit, Australia mengambil langkah tegas untuk membersihkan rumahnya sendiri. Otoritas intelijen keuangan negara tersebut, AUSTRAC (Australian Transaction Reports and Analysis Centre), memulai blitz terhadap bursa kripto yang tidak aktif.

Mereka yang masih terdaftar namun tidak beroperasi diminta segera mencabut pendaftarannya atau bersiap dicoret secara paksa dari daftar resmi.

Langkah ini bukan sekadar administratif. Ini adalah respons keras terhadap kekhawatiran bahwa entitas pasif bisa dimanfaatkan oleh sindikat kejahatan, penipuan, dan bahkan pencucian uang lintas negara.

Dunia kripto Australia tengah mengalami momen bersih-bersih besar-besaran.

“Gunakan Atau Kehilangan” Ultimatum AUSTRAC untuk Bursa Kripto Mati Suri

Dalam pernyataan resmi pada 29 April, CEO AUSTRAC Brendan Thomas menegaskan:

“Bursa yang terdaftar wajib memperbarui informasi mereka, termasuk bila layanan telah berhenti. Kalau tidak digunakan, akan kami batalkan.”

Dari 427 bursa kripto yang saat ini terdaftar di Australia, AUSTRAC mencurigai sejumlah besar di antaranya sudah tidak beroperasi secara aktif. Beberapa bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas perdagangan sama sekali celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kriminal untuk mengambil alih lisensi demi kepentingan gelap.

Risiko Kejahatan Finansial Kenapa Bursa Dormant Bisa Jadi Bom Waktu?

Bursa kripto yang tidak aktif tetap memiliki status hukum sebagai penyedia layanan aset digital. Jika dibiarkan, status ini bisa “dibeli” oleh pihak ketiga yang bermaksud memanfaatkan legalitas tersebut untuk kegiatan ilegal seperti:

* Pencucian uang lintas negara
 
* Pendanaan terorisme
 
* Penipuan berbasis token atau proyek palsu
 
* Penghindaran pajak skala besar

Kasus semacam ini sudah terjadi di sejumlah negara, dan Australia tampaknya tak ingin menjadi bagian dari daftar tersebut.

FTX Express Jadi Korban Terbaru, dan Masih Ada Puluhan Lagi

AUSTRAC mengungkapkan bahwa sejak 2019, setidaknya 10 pendaftaran bursa telah dicabut, termasuk FTX Express cabang lokal dari bursa global FTX yang kolaps pada Juni 2024. Selain itu, 13 penyedia layanan remitansi dan kripto telah ditindak sejak Februari 2025, dan lebih dari 50 lainnya masih dalam proses investigasi karena dugaan pelanggaran kepatuhan.

Tak hanya itu, enam entitas lain juga ditolak perpanjangan registrasinya, karena orang-orang kunci dalam perusahaan tersebut terlibat atau sedang didakwa dalam kasus pidana serius.

Transparansi Baru Daftar Publik Bursa Kripto Resmi Akan Diluncurkan

Sebagai bagian dari langkah bersih-bersih, AUSTRAC akan meluncurkan daftar publik bursa kripto yang aktif dan teregulasi. Ini akan memungkinkan masyarakat untuk memverifikasi legalitas penyedia layanan kripto mirip dengan daftar OJK di Indonesia untuk lembaga keuangan.

“Kami ingin masyarakat yakin bahwa mereka bisa mengidentifikasi penyedia layanan kripto yang sah dan berada dalam pengawasan regulator,” kata Thomas.

Langkah ini dinilai strategis untuk memperbaiki reputasi industri yang selama ini dianggap abu-abu dan sulit diawasi, terutama pasca-serangkaian insiden besar seperti keruntuhan FTX, rug pull proyek lokal, dan meningkatnya scam berbasis wallet dan token palsu di platform DeFi.

Belum Ada RUU Final, Tapi Regulasi Kripto Sudah Menanti di Tikungan

Meskipun langkah AUSTRAC bersifat administratif dan berbasis kerangka hukum yang sudah ada, Australia sebenarnya belum memiliki regulasi kripto komprehensif. Sejak Agustus 2022, pemerintahan Partai Buruh (Labor) tengah melakukan konsultasi publik untuk menyusun aturan menyeluruh tentang aset digital.

Pada Maret 2025 lalu, pemerintah mengusulkan agar pertukaran kripto dimasukkan ke dalam kerangka hukum layanan keuangan tradisional (AFSL). Proposal ini disiapkan untuk diproses lebih lanjut setelah pemilu federal pada 3 Mei 2025, dan hasilnya akan sangat menentukan arah industri kripto di Negeri Kangguru.

Bursa Kripto Harus Bersiap, Era “Legal Tapi Absen” Segera Berakhir

AUSTRAC bukan sedang mencoba membunuh inovasi, tapi menghindari bencana. Dalam iklim kripto global yang masih bergulat dengan kepercayaan publik dan stabilitas hukum, Australia memilih untuk mempertegas standar.

Bursa-bursa yang hanya “menumpang nama” tanpa aktivitas nyata akan menjadi target pembersihan.

Sementara investor menanti kerangka hukum yang lebih jelas, satu pesan telah disampaikan tanpa keraguan:
 Kripto di Australia tidak lagi bisa berjalan di zona abu-abu. Bersih, transparan, atau keluar dari daftar.

AUSTRAC Tindak Bursa Kripto Dormant, Daftar Publik Segera Diluncurkan
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan