Jun 26, 2025

Apple Podcasts Web Resmi Dirilis: Dengarkan Jutaan Episode di Semua Perangkat

Default Featured Image

Apple kembali membawa inovasi yang dinantikan oleh para pecinta podcast. Perusahaan teknologi raksasa ini baru saja meluncurkan versi web dari Apple Podcasts, memungkinkan pengguna di seluruh dunia untuk menikmati jutaan acara tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan. Langkah ini merupakan jawaban atas kebutuhan pengguna yang ingin mengakses platform ini dari berbagai perangkat, termasuk komputer non-Apple, dengan lebih mudah dan fleksibel.

Menembus Batas Aksesibilitas

Selama ini, pengguna Apple Podcasts harus bergantung pada aplikasi yang tersedia di App Store, yang membuat pengguna komputer non-Apple seperti PC Windows sedikit terbatas. Namun, dengan hadirnya versi web ini, semua pengguna—baik yang menggunakan Safari, Chrome, Edge, maupun Firefox—dapat menikmati pengalaman mendengarkan podcast yang hampir identik dengan versi aplikasi aslinya.

Untuk mengaksesnya, pengguna hanya perlu membuka browser dan menuju ke situs podcasts.apple.com. Di sana, mereka bisa menjelajahi jutaan episode, berlangganan podcast premium, dan menyinkronkan akun Apple mereka untuk melanjutkan episode yang belum selesai. Menariknya, pengguna yang tidak memiliki akun Apple juga tetap bisa menikmati layanan ini meskipun dengan fitur yang lebih terbatas.

Fitur yang Memikat dan Kekurangan yang Muncul

Versi web Apple Podcasts ini tidak hanya menawarkan akses yang lebih mudah, tetapi juga menghadirkan beberapa fitur yang sebelumnya hanya ada di aplikasi. Pengguna dapat melihat rekomendasi podcast, memantau episode terbaru dari podcast yang diikuti, dan menikmati navigasi yang intuitif dengan antarmuka yang dirancang agar serupa dengan aplikasi aslinya.

Meski demikian, ada beberapa kekurangan yang masih perlu diperhatikan. Salah satunya adalah tidak adanya fitur untuk mempercepat pemutaran episode—a tool yang sering kali dianggap penting oleh banyak pendengar. Meski saat ini belum tersedia, ada kemungkinan Apple akan menambahkannya di pembaruan mendatang.

Strategi Kompetitif di Dunia Podcast

Langkah Apple ini tidak hanya berfokus pada kemudahan pengguna, tetapi juga sebagai strategi untuk memperkuat posisinya di tengah persaingan yang semakin ketat dalam industri podcast. Dengan menghadirkan platform yang lebih inklusif dan mudah diakses, Apple Podcasts mencoba merangkul lebih banyak pendengar, baik dari kalangan pengguna Apple maupun pengguna platform lain.

Keputusan ini juga memberikan angin segar bagi para podcaster. Mereka kini bisa membagikan tautan episode, acara, dan channel mereka dengan lebih mudah, menjangkau audiens yang lebih luas, dan meningkatkan engagement tanpa harus bergantung pada aplikasi pihak ketiga.

Akankah Apple Mengubah Lanskap Podcasting?

Dengan hadirnya Apple Podcasts di web, lanskap industri podcasting berpotensi mengalami perubahan signifikan. Web-based podcasting yang sebelumnya didominasi oleh platform indie dan startup kini mendapatkan saingan berat dari salah satu nama terbesar di dunia teknologi.

Meski begitu, Apple tidak sendirian di medan ini. Raksasa streaming lain seperti Spotify dan Amazon Music juga terus mengembangkan platform mereka untuk mendominasi pasar yang terus berkembang ini.

Namun, satu hal yang pasti, langkah ini menunjukkan keseriusan Apple dalam memperluas jangkauan layanannya, tidak hanya terbatas pada ekosistem Apple, tetapi juga kepada siapa saja yang mencintai dunia podcast. Dan bagi para pendengar, ini berarti satu pilihan lagi untuk menikmati konten favorit mereka dengan cara yang lebih praktis dan mudah.

Ke depan, kita akan melihat apakah Apple mampu memimpin pasar ini dengan inovasi-inovasi barunya atau justru akan menghadapi tantangan baru dari para pesaing yang tak kalah agresif. Yang jelas, para pendengar podcast di seluruh dunia kini memiliki alasan lebih untuk mencoba Apple Podcasts, di mana pun mereka berada, tanpa batasan perangkat.

Apple Podcasts Web Resmi Dirilis: Dengarkan Jutaan Episode di Semua Perangkat
by Rendy Andriyanto


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan