Jun 29, 2025

Apakah Pasar Kripto Siap Menghadapi MiCA di 2025?

Default Featured Image

Industri kripto di Eropa berada di ambang transformasi regulasi besar-besaran. Markets in Crypto-Assets Regulation (MiCA), kerangka kerja penting Uni Eropa untuk tata kelola kripto, akan menjadi persyaratan hukum yang membentuk masa depan industri ini. 

MiCA memperkenalkan aturan terpadu untuk transparansi, pencegahan pencucian uang (AML), dan perlindungan konsumen, dengan tujuan meningkatkan kepercayaan dan mendorong pertumbuhan. Namun, apakah pasar siap menghadapi perubahan besar ini?

Mike Romanenko, CVO & Co-founder Kyrrex, memberikan pandangannya tentang status pasar Eropa menjelang 2025 dan tantangan penerapan MiCA.

Faktanya, kesiapan dalam lanskap kripto masih sangat beragam. Berdasarkan analisis internal Kyrrex terhadap Polandia, Ceko, dan negara-negara Baltik, kurang dari 5% dari lebih dari 3.300 bisnis kripto di wilayah tersebut sepenuhnya siap untuk mematuhi MiCA. 

Lebih mengejutkan lagi, hanya 1% Penyedia Layanan Aset Virtual (Virtual Asset Service Providers atau VASP) yang telah mencapai kepatuhan penuh terhadap MiCA. Angka-angka ini menunjukkan kesenjangan yang signifikan dalam kesadaran dan persiapan, sehingga banyak perusahaan berisiko tidak mematuhi regulasi tepat waktu.

Kesiapan yang Beragam di Setiap Negara

Tingkat kesiapan terhadap MiCA bervariasi secara signifikan di seluruh negara Eropa. Malta, Prancis, dan Liechtenstein berada di garis depan, berkat kerangka legislatif yang sudah sejalan dengan MiCA. Negara-negara ini memberikan jalur yang lebih mulus bagi bisnis kripto untuk beradaptasi dengan lingkungan regulasi baru.

Namun, situasi di Eropa Tengah dan Timur (CEE) lebih kompleks. Estonia, misalnya, telah menjadi pelopor regulasi dengan menerapkan beberapa aturan kripto paling ketat di Uni Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Pendekatan proaktif ini membuat Estonia relatif siap menghadapi transisi ke MiCA, dengan hanya 45 VASP yang perlu menyesuaikan diri.

Sebaliknya, Polandia menghadapi tantangan yang lebih besar. Berdasarkan riset Kyrrex, dengan lebih dari 1.500 VASP yang terdaftar dan lingkungan regulasi yang historis longgar, Polandia membutuhkan upaya besar untuk menyelaraskan sektor kripto dengan tuntutan MiCA. Lithuania, dengan sekitar 800 VASP, dan Ceko, dengan hampir 1.000 VASP, juga menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan operasional mereka.

Apa Risiko bagi Perusahaan Kripto?

Kepatuhan terhadap MiCA bukan hanya soal administratif; ini adalah kebutuhan bisnis. Perusahaan yang gagal memenuhi standar baru berisiko kehilangan akses ke pasar UE atau bahkan terpaksa menghentikan operasional mereka. 

Perusahaan kecil, khususnya, mungkin menghadapi kesulitan keuangan dan logistik dalam memenuhi persyaratan ini, yang dapat memicu gelombang penutupan atau konsolidasi pasar.

Namun, bagi mereka yang merangkul MiCA, manfaatnya sangat besar. Kepatuhan tidak hanya memastikan keselarasan regulasi, tetapi juga meningkatkan kredibilitas, kepercayaan konsumen, dan daya saing dalam pasar yang lebih transparan.

Menyadari tantangan ini, kami telah memperkenalkan solusi white-label crypto exchange yang sesuai dengan MiCA, memberikan jalur cepat bagi bisnis untuk menghadapi pergeseran regulasi. Melalui model sublisensi, Kyrrex memungkinkan perusahaan memanfaatkan lisensi Malta yang sudah sejalan dengan persyaratan ketat MiCA.

Kami telah membantu lebih dari 50 perusahaan, termasuk pemain Tier-1, menghadapi tantangan terkait regulasi MiCA. Dengan integrasi API cepat, protokol keamanan kuat yang diaudit oleh Kyte Global dan Hacken, serta verifikasi identitas digital oleh Sumsub, kami menyediakan perlindungan regulasi yang komprehensif. Pendekatan ini memungkinkan bisnis kripto terus beroperasi dengan lancar, mengubah MiCA dari tantangan menjadi peluang.

Masa Depan di Depan Mata

Menjelang 2025, kesiapan menghadapi MiCA akan menentukan masa depan pasar kripto Eropa. Negara seperti Estonia menunjukkan manfaat dari regulasi proaktif, sementara Polandia menggambarkan tantangan adaptasi yang terlambat. Bagi industri secara keseluruhan, MiCA bukan hanya kerangka regulasi tetapi juga kesempatan untuk menetapkan standar baru dalam hal kepercayaan dan pertumbuhan.

Di Kyrrex, kami percaya bahwa kepatuhan bukan hanya soal bertahan tetapi juga tentang berkembang di masa depan yang diatur. Dengan mencapai keselarasan regulasi, bisnis kripto dapat mendorong industri yang lebih tangguh, transparan, dan inovatif.

Apakah Pasar Kripto Siap Menghadapi MiCA di 2025?
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan