Mar 28, 2024

Apakah Bitcoin Sedang Dalam Masa Bullrun? Menurut Grayscale

Indikator siklus pasar menunjukkan bahwa pasar kripto saat ini berada di tengah-tengah kenaikan, didukung oleh gabungan faktor fundamental dan teknis yang kuat, menurut laporan terbaru dari Grayscale. 

Tidak mudah untuk menentukan permulaan kenaikan kripto selain dari fakta bahwa harga Bitcoin (BTC) sering mencapai puncaknya 8-11 bulan setelah pasokan Bitcoin berkurang separuhnya (Bitcoin halving). Analis Grayscale menjelaskan dalam sebuah laporan baru-baru ini untuk menguraikan elemen-elemen kunci dari pasar bullish.

Faktor-faktor ini dipecah menjadi prekursor, yang menunjukkan di mana posisi pasar saat ini.

Prekursor menuju kenaikan kripto

Menurut laporan tersebut, pasar bullish kripto sebelumnya dimulai dengan lonjakan dominasi Bitcoin (Bitcoin dominance).

“Tren ini menekankan peran Bitcoin sebagai indikator utama untuk pasar kripto yang lebih luas,” tambah laporan tersebut. Biasanya, reli dalam altcoin didahului oleh pertumbuhan harga BTC karena investor menjelajah ke mata uang kripto yang berisiko lebih tinggi untuk mencari keuntungan yang lebih besar yang didukung oleh keuntungan Bitcoin mereka.

Analis Grayscale, Michael Zhao, mengatakan,

“Dinamika ini dapat diamati selama bull run 2021-2022, periode dimana keuntungan Bitcoin dengan cepat diikuti oleh kenaikan signifikan dalam penilaian altcoin.”

Setelah menganalisis nilai pasar Bitcoin, analis Grayscale menyatakan bahwa matrik tersebut menunjukkan pola yang sudah dikenal di mana dominasi BTC yang semakin meningkat membuka jalan bagi reli altcoin.

Namun, tiga katalis unik membedakan siklus ini dari siklus sebelumnya yakni arus masuk ETF Bitcoin spot, arus masuk stablecoin yang positif, dan penurunan saldo BTC di bursa.

“Perbedaan penting pertama dalam pasar bullish ini dibandingkan dengan pasar sebelumnya adalah perubahan cepat dalam dinamika pasar yang positif, yang sebagian besar dipengaruhi oleh arus masuk ETF Bitcoin spot,” kata Grayscale. Sejak disetujui pada 10 Januari, arus masuk modal ke ETF Bitcoin spot secara konsisten melampaui penerbitan BTC lebih dari 3 kali lipat pada pertengahan Maret, yang telah memberikan tekanan ke atas pada harga,” tambah laporan itu.

Katalis lain dari reli terbaru dalam harga BTC yang membuatnya menembus level tertinggi sepanjang masa sebelumnya pada 5 Maret adalah fundamental on-chain yang sehat, termasuk pasokan stablecoin di bursa.

Grafik perubahan pasokan stablecoin menunjukkan pertumbuhan likuiditas stablecoin, yang mengindikasikan ketersediaan lebih banyak modal untuk perdagangan, terutama untuk membeli mata uang kripto.”Masuknya modal stablecoin ini, seperti yang ditunjukkan oleh meningkatnya cadangan stablecoin di bursa, biasanya mendorong momentum pasar bullish.”

Selain peningkatan niat untuk membeli, yang dibuktikan dengan peningkatan pasokan stablecoin, kurangnya niat untuk menjual yang didukung oleh penurunan pasokan di bursa juga merupakan faktor penting yang mendukung reli Bitcoin.

Data tambahan dari Glassnode mengungkapkan bahwa jumlah total BTC yang disimpan di dompet bursa yang dikenal telah menurun menjadi sekitar 12% dari total pasokan, “menandai level terendah dalam lima tahun terakhir.”

Selain itu, Grayscale melaporkan bahwa ada penurunan yang nyata dalam Bitcoin yang disimpan di bursa “dengan pengurangan 7% sejak puncak pasokan Bitcoin lokal pada Mei 2023.” Ini menandakan tekanan pasokan yang sebagian didorong oleh ETF Bitcoin spot yang mentransfer BTC ke dalam cold wallet kustodian untuk penyimpanan jangka panjang karena investor mengharapkan pertumbuhan harga di masa depan.

Apakah pasar bullish sudah tiba?

Setelah memahami faktor-faktor yang mendorong harga Bitcoin sejauh ini, penting untuk menentukan di mana posisi pasar saat ini. Grayscale menggunakan analogi bisbol untuk mengatakan, “Saat ini kita sedang menavigasi ‘fase pertengahan’ atau ‘inning kelima’ dari kenaikan saat ini.”

Dengan menggunakan Net Unrealized Profit/Loss (NUPL) , metrik yang menghitung persentase untung/rugi dengan membagi selisih antara nilai pasar dan nilai yang direalisasikan dengan kapitalisasi pasar, analis Grayscale menyatakan bahwa rasio NUPL meningkat seiring dengan kenaikan harga BTC. Ini berarti ketika harga naik, investor yang membeli aset dengan harga lebih rendah masih mempertahankan koinnya.

Pasar bullish terutama didorong oleh euforia, rasa takut ketinggalan (FOMO), dan perdagangan spekulatif dari investor ritel. Salah satu cara untuk menentukan hal ini adalah dengan menganalisis sentimen pasar ritel.

Analis Grayscale mengamati data dari Satiment, yang mengungkapkan bahwa minat investor ritel masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan level yang disaksikan selama pasar bullish 2021.

Setelah mempertimbangkan faktor-faktor teknis dan fundamental ini, Grayscale menyimpulkan bahwa “kenaikan akan terus berlanjut.” Namun, perusahaan tersebut menyarankan para investornya untuk secara hati-hati memantau arus ke ETF Bitcoin spot dan faktor makroekonomi lainnya untuk mengetahui tanda-tanda pergeseran pasar.

Zhao mengatakan, “Meskipun kemajuan telah dicapai, kami yakin masih ada ruang yang tersisa untuk naik lebih tinggi.”

Apakah Bitcoin Sedang Dalam Masa Bullrun? Menurut Grayscale
by Albert Agung

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan