Jun 30, 2025

Ancaman Nyata, Investor Crypto Global Perkuat Keamanan Fisik

Default Featured Image

Lonjakan kasus penculikan dan upaya kekerasan terhadap investor crypto global telah memicu peningkatan drastis dalam permintaan layanan keamanan pribadi. 

Menurut laporan Bloomberg yang dikutip oleh CryptoSlate, perusahaan keamanan Infinite Risks International yang berbasis di Amsterdam melaporkan lonjakan permintaan signifikan dari investor crypto bernilai tinggi.

> “Kami menerima lebih banyak pertanyaan, lebih banyak klien jangka panjang, dan semakin banyak permintaan proaktif dari investor crypto yang tak ingin lengah,” ujar Jethro Pijlman, Direktur Infinite Risks.

Ia menambahkan bahwa para pelaku industri kini mulai sadar bahwa “langkah pengamanan intelijen sudah menjadi bagian dari biaya berbisnis di level ini.”

Dari Gaya Hidup Mewah ke Kebutuhan Mendesak

Fenomena ini bukan hal baru. Sejak ledakan harga Bitcoin pada 2013, para investor awal mulai menyewa pengawal sebagai simbol status. 

Namun dalam satu dekade terakhir, tren tersebut bergeser dari simbolisme menjadi kebutuhan nyata, seiring meningkatnya ancaman penculikan dan pemerasan terhadap pemilik aset digital.

Laporan Wired mencatat bahwa momentum serius dimulai awal tahun ini setelah David Balland, salah satu pendiri Ledger, dan istrinya diculik dan disandera. 

Insiden ini membuat kalangan “crypto elite” meningkatkan standar keamanan pribadi mereka.

Menurut catatan publik yang dikompilasi oleh Pakar Keamanan Bitcoin Jameson Lopp, sudah terjadi lebih dari 20 serangan fisik terhadap pemilik crypto secara global.

Prancis jadi Episentrum Ketegangan Terbaru

Awal Mei ini, Ayah dari seorang Pengusaha Crypto diculik di Prancis, dan baru-baru ini video upaya penculikan terhadap putri dan cucu CEO Paymium—crypto platform asal Prancis beredar luas di media sosial. Pemerintah Prancis pun bertindak cepat.

Kementerian Dalam Negeri Prancis mengumumkan langkah-langkah perlindungan baru bagi Eksekutif Crypto, termasuk akses prioritas ke jalur darurat polisi, kunjungan pengamanan ke rumah, dan pelatihan langsung dari aparat hukum. 

Langkah ini diambil menyusul pertemuan langsung antara Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau dan para pengusaha crypto kaya.

Risiko Nyata di Dunia Fisik, Bukan Lagi Sekadar Isu Siber

Kondisi ini diperparah oleh serangan siber baru-baru ini terhadap Coinbase, di mana data pribadi termasuk nama, alamat, dan dokumen identitas sejumlah pengguna bocor karena dugaan suap terhadap staf dukungan. 

Meski hanya memengaruhi kurang dari 1% pengguna aktif, implikasi keamanan fisik menjadi jauh lebih serius.

Ronghui Gu, profesor ilmu komputer di Columbia University dan pendiri perusahaan keamanan blockchain CertiK, menyatakan bahwa “struktur crypto wallet yang bisa diakses hanya dengan private key menjadikan pemiliknya target ideal.” 

Ketika celah digital semakin minim, pelaku kejahatan kini beralih ke jalur kekerasan langsung.

CEO Sentinel, Charles Marino, menegaskan, “Lanskap ancaman terhadap pemilik crypto saat ini sangat tinggi.”

Industri

 Crypto Keluarkan Miliaran untuk Perlindungan CEO

Investasi besar-besaran dalam keamanan pribadi menjadi bukti konkret. Coinbase menghabiskan $6.2 juta untuk keamanan CEO Brian Armstrong pada 2024—melampaui total gabungan pengeluaran keamanan CEO JPMorgan, Goldman Sachs, dan Nvidia.

Circle menganggarkan $800,000 untuk CEO Jeremy Allaire, dan Robinhood mengeluarkan $1.6 juta untuk menjaga CEO Vlad Tenev.

Layanan yang ditawarkan kini semakin luas, termasuk pengawal bersenjata, transportasi kendaraan lapis baja, sistem keamanan rumah, serta pemantauan media sosial untuk mencegah pelacakan lokasi fisik. 

> “Kisah di berita bisa jadi pemicu kesadaran. Tapi setelah memahami risikonya, mereka tak main-main,” tegas Pijlman.

Ancaman Nyata, Investor Crypto Global Perkuat Keamanan Fisik
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan