Jun 30, 2025

Analis Ungkap Level Kunci Bitcoin untuk Trading Jangka Pendek

Default Featured Image

Bitcoin terus menunjukkan pergerakan harga yang terbatas dalam beberapa hari terakhir, berosilasi di antara $83,000 hingga $86,000. Dalam situasi ini, Analis Kripto Populer, Burak Kesmeci, mengungkap dua level harga penting yang diprediksi akan menentukan arah jangka pendek aset digital terbesar tersebut.

Support di $82,800 dan Resistance di $92,000, ke Mana Arah Bitcoin?

Dalam unggahan terbarunya di platform X, Kesmeci membagikan analisis onchain berdasarkan cost basis investor jangka pendek. Ia menyoroti dua level krusial yang bisa menjadi pemicu pergerakan besar Bitcoin berikutnya.

Pertama, Kesmeci mengkaji harga beli rata-rata para trader baru dalam 1–4 minggu terakhir yang cenderung paling responsif terhadap perubahan harga. Saat ini, realized price mereka berada di angka $82,800. 

Level ini dianggap sebagai support jangka pendek yang signifikan, karena mayoritas pembeli baru masih berada dalam zona keuntungan dan kemungkinan akan mempertahankan level ini sebagai batas psikologis.

Sementara itu, level $92,000 muncul sebagai resistance penting. Angka tersebut mencerminkan harga beli rata-rata para pemegang BTC dalam 1–3 bulan terakhir. 

Banyak investor diperkirakan akan melakukan aksi jual ketika mencapai titik impas ini. Selain itu, level ini juga didukung oleh beberapa indikator teknikal lain yang menguatkan posisinya sebagai zona resistance utama.

Kesmeci juga mencatat bahwa interaksi antara dua level ini sangat penting. Secara historis, tren bullish jangka pendek biasanya dimulai ketika cost basis investor 1–4 minggu melampaui milik investor 1–3 bulan. 

Peristiwa ini menandakan meningkatnya kepercayaan dan kesediaan untuk membeli di harga lebih tinggi, faktor yang sering memicu market rally yang lebih luas.

Namun, dinamika tersebut belum terlihat saat ini. 

Harga Bitcoin saat ini berada di kisaran $85,000 atau tepat di atas support $82,800, namun masih jauh di bawah resistance $92,000. Kedua cost basis tersebut juga menunjukkan tren penurunan selama dua bulan terakhir, menandakan lemahnya minat beli dari investor baru.

Menurut Kesmeci, konfirmasi momentum bullish yang kuat baru akan terjadi jika Bitcoin mampu menembus level $92,000 secara meyakinkan.

!2126f9d2e189b/BTC2126f9d2e189b.png”>BTC 212.png

Analis Ungkap Level Kunci Bitcoin untuk Trading Jangka Pendek
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan