Washington DC kembali menjadi panggung pertunjukan politik yang tidak biasa. Kali ini bukan karena debat soal bantuan luar negeri atau pengesahan anggaran perang, tapi justru karena dunia kripto.
Tiga rancangan undang-undang (RUU) kripto yang sempat tertahan akhirnya lolos dari kemacetan legislatif setelah melalui drama politik selama sembilan jam durasi pemungutan suara terlama dalam sejarah DPR Amerika Serikat.
Yang menjadi kuncinya? Satu isu sensitif yang sedang panas: larangan atas Central Bank Digital Currency (CBDC).
RUU Kripto Tersandera oleh CBDC
Tiga RUU yang dimaksud adalah:
- CLARITY Act – menyusun kerangka hukum bagi pasar kripto di AS;
- GENIUS Act – mengatur penerbitan dan regulasi stablecoin;
- Anti-CBDC Surveillance Act – melarang secara eksplisit penerbitan CBDC oleh bank sentral.
Namun, jalan menuju pengesahan tidak mulus. Sekelompok anggota Partai Republik garis keras menolak meloloskan pemungutan suara kecuali ada jaminan bahwa larangan terhadap CBDC akan dimasukkan dalam undang-undang penting lain, yakni National Defense Authorization Act (NDAA) RUU belanja pertahanan tahunan yang hampir selalu disahkan oleh Kongres.
RUU GENIUS bahkan sempat dianggap sebagai “kuda Troya” yang bisa membuka jalan bagi implementasi CBDC, menurut Rep. Keith Self. Walaupun teks RUU itu menegaskan bahwa tidak ada perluasan otoritas bagi The Fed untuk menawarkan layanan langsung ke publik, skeptisisme tetap mengakar kuat di kalangan libertarian konservatif.
CBDC: Simbol Ketakutan Baru?
Isu CBDC sudah lama menjadi medan tempur ideologis di AS. Pendukungnya termasuk beberapa ekonom dari Federal Reserve mengklaim bahwa CBDC akan meningkatkan inklusi keuangan dan efisiensi sistem pembayaran nasional.
Namun bagi kubu konservatif, CBDC adalah ancaman langsung terhadap kebebasan individu dan privasi finansial. Dalam narasi mereka, CBDC bukan sekadar uang digital; ia adalah potensi alat pengawasan negara.
Rep. Marjorie Taylor Greene bahkan menjadi satu-satunya anggota Partai Republik yang bergabung dengan Demokrat dalam menolak melanjutkan RUU tersebut menandakan betapa kompleks dan terpecahnya sikap internal partai terhadap isu ini.
Strategi Politik: Bongkar Pasang demi Kemenangan
Pimpinan DPR dari Partai Republik, termasuk Speaker Mike Johnson dan Mayoritas Leader Steve Scalise, akhirnya mengambil jalur kompromi: larangan CBDC akan dimasukkan ke dalam NDAA, bukan disematkan langsung dalam paket RUU kripto.
Ini strategi cerdas karena NDAA adalah RUU yang hampir pasti akan lolos Senat, sehingga memberi jaminan politik kepada kubu anti-CBDC tanpa menggagalkan keseluruhan agenda kripto.
Menurut laporan dari PunchBowl News, pemungutan suara atas CLARITY dan GENIUS Act dijadwalkan berlangsung secara terpisah paling cepat Kamis (waktu setempat). Namun, bisa saja mundur hingga Jumat atau bahkan pekan depan, tergantung dinamika internal.
Implikasi Besar untuk Dunia Kripto Global
Keputusan ini bukan hanya kemenangan politik semata, melainkan sinyal kuat bagi industri kripto global. Jika ketiga RUU ini lolos seluruhnya, Amerika Serikat akan menjadi negara maju pertama yang mengesahkan kerangka hukum menyeluruh yang:
- Memberi kejelasan pada status hukum aset digital;
- Mengatur stablecoin tanpa memberi ruang untuk CBDC;
- Membuka pintu lebih luas bagi inovasi kripto berbasis swasta, tapi dengan pengawasan.
Bagi investor dan pelaku industri, ini adalah kabar baik terutama di tengah ketidakpastian regulasi global. Pasar kripto bisa saja menyambut ini sebagai katalis baru, terlebih jika RUU ini memberikan perlindungan hukum yang lebih jelas.
Kripto Makin Dekat ke Mainstream, Tapi Tidak Tanpa Harga
Drama pemungutan suara selama sembilan jam ini adalah refleksi dari bagaimana kripto telah menempati posisi strategis dalam peta politik Amerika. Ia bukan lagi sekadar eksperimen teknologi atau ruang spekulatif bagi milenial pemberani.
Kini, kripto adalah isu politik nasional yang bahkan bisa menunda jalannya Kongres dan memicu perang dingin legislatif.
Dengan memasukkan larangan CBDC ke dalam RUU pertahanan, kita melihat sebuah kompromi antara inovasi dan konservatisme. Tapi satu hal yang pasti: jalan menuju adopsi kripto arus utama tidak akan pernah datar.
Bagi yang ingin memahami lebih jauh soal perbedaan antara CBDC dan stablecoin, bisa membaca penjelasan lengkap dari Bank for International Settlements (BIS) di sini: CBDC vs. Stablecoin.
0 comments