Alibaba Group Holding Ltd. (NYSE: BABA) kembali jadi sorotan Wall Street. Saham perusahaan e-commerce terbesar China itu menembus level tertinggi 52 minggu di $180,16, sebelum ditutup naik 8,19% di $176,44 per lembar pada perdagangan Rabu.
Katalisnya jelas: komitmen investasi jumbo 380 miliar yuan ($53 miliar) dalam kecerdasan buatan (AI), plus kemitraan strategis dengan Nvidia Corp. untuk memperkuat infrastruktur data center global dan mengembangkan produk AI baru.
Visi Eddie Wu: Alibaba di Era Superintelligence
Dalam konferensi teknologi tahunan perusahaan, CEO Alibaba Eddie Wu menegaskan bahwa AI kini menjadi pilar inti bisnis Alibaba, setara pentingnya dengan e-commerce.
Wu menargetkan inisiatif tiga tahun agresif yang diyakini akan membawa Alibaba lebih dekat ke era “artificial superintelligence”. Ia bahkan menekankan bahwa perusahaan global diperkirakan menggelontorkan $4 triliun dalam lima tahun ke depan untuk AI, dan “Alibaba perlu mengejar ketertinggalan.”
Nvidia + Alibaba: Aliansi Strategis AI Global
Kemitraan dengan Nvidia dianggap sebagai langkah penting. Dengan dominasi Nvidia dalam GPU, Alibaba memperoleh akses teknologi terdepan untuk memperluas kapasitas cloud dan data center.
Langkah ini dipandang sebagai upaya Alibaba untuk melawan dominasi rival global seperti Microsoft, Amazon Web Services (AWS), dan Google Cloud, yang sudah lebih dulu mengintegrasikan AI secara masif.
Saham BABA: Sentimen Positif, Tapi Ada Catatan
Investor menyambut positif langkah besar ini, terlihat dari lonjakan saham. Namun, analis memperingatkan bahwa pengeluaran besar-besaran untuk AI bisa menekan margin jangka pendek Alibaba, terutama di tengah persaingan ketat dan regulasi domestik yang dinamis.
Meski demikian, sentimen pasar tetap condong bullish. Dengan dukungan Nvidia dan investasi bersejarah ini, Alibaba bisa memposisikan diri sebagai kekuatan AI global sekaligus memperkuat pilar bisnis cloud yang selama ini tertinggal dari pemain AS.
Alibaba di Persimpangan AI dan E-Commerce
Alibaba kini berada di titik kritis. Di satu sisi, $53 miliar adalah taruhan besar yang bisa mengubah peta bisnis global. Di sisi lain, risiko bubble AI masih menghantui, seperti yang belakangan diperingatkan oleh analis Wall Street hingga Ketua The Fed Jerome Powell.
Apakah langkah ini akan menjadikan Alibaba pemimpin baru di era AI global, atau justru menjadi pertaruhan mahal di tengah euforia?