Jun 27, 2025

5 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Pelaporan Keuangan JPMorgan & Wells Fargo

Default Featured Image

Musim laporan pendapatan bank telah tiba, dan semua perhatian mungkin akan tertuju pada dua raksasa keuangan AS, JPMorgan Chase dan Wells Fargo, yang akan merilis hasil keuangannya pada hari Jumat ini. 

Kuartal ini ditandai oleh gejolak pasar dan keputusan Federal Reserve untuk memotong suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun, yang membawa dampak signifikan bagi sektor perbankan dan keuangan.

### Pengaruh Suku Bunga Federal Reserve

Pemotongan suku bunga oleh The Fed pada pertengahan September merupakan peristiwa penting bagi pasar, meskipun efek langsungnya terhadap kuartal ketiga mungkin tidak terlalu terasa. 

Namun, investor akan mengamati dengan cermat untuk melihat dampaknya terhadap sisa tahun 2024 dan bagaimana hal itu membentuk prospek ekonomi pada 2025. 

Bank seperti JPMorgan dan Wells Fargo menghadapi dinamika campuran yang mana mereka mungkin membayar lebih sedikit untuk bunga deposito, tetapi bunga yang mereka peroleh dari pinjaman dengan suku bunga variabel bisa menurun.

Di sisi lain, penurunan suku bunga ini bisa meningkatkan nilai pinjaman dengan suku bunga tetap dalam buku mereka, tetapi keuntungan dari kas dan setara kas yang dimiliki oleh bank mungkin akan berkurang. Kuartal ini juga akan menjadi momen penting bagi bank untuk menilai kembali strategi pinjaman dan investasi mereka di tengah perubahan kebijakan moneter ini.

### Keuntungan dan Kerugian Belum Direalisasi

Beberapa tahun terakhir, banyak bank yang terkejut dengan langkah agresif The Fed dalam menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Langkah ini menyebabkan penurunan nilai dari obligasi pemerintah dan sekuritas berbasis hipotek yang mereka beli saat suku bunga lebih rendah, mengakibatkan kerugian belum direalisasi dalam jumlah besar pada neraca mereka.

Namun, dengan suku bunga yang sekarang cenderung turun, nilai dari sekuritas tersebut berangsur-angsur naik, yang berpotensi menghapus sebagian besar kerugian kertas tersebut. Bagi bank-bank besar yang memiliki diversifikasi portofolio investasi, kondisi ini bisa menjadi peluang untuk memperbaiki posisi keuangan mereka.

### Kebangkitan Aktivitas Investasi dan Penghasilan dari Perbankan Investasi

Salah satu kekuatan utama dari bank-bank besar seperti JPMorgan dan Wells Fargo adalah keberadaan unit perbankan investasi mereka yang kuat. 

Setelah dua tahun lesu, bisnis ini kembali menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada tahun 2024 ketika ekonomi AS berhasil menghindari resesi dan pasar saham mengalami reli. Pendapatan dari aktivitas perbankan investasi diperkirakan akan tumbuh, didorong oleh biaya tinggi untuk layanan seperti konsultasi kesepakatan bisnis, penjualan saham, dan penerbitan utang.

Selain itu, penurunan suku bunga dapat memacu perusahaan untuk mengambil lebih banyak risiko dan meningkatkan pinjaman untuk membiayai ekspansi mereka, yang tentu saja akan menguntungkan bank dalam jangka panjang.

### Pendapatan Trader di Tengah Volatilitas Pasar

Pasar keuangan yang bergejolak pada kuartal ketiga diperkirakan akan menghasilkan pendapatan perdagangan yang solid bagi bank-bank besar. Meskipun sektor korporat lebih optimis tentang prospek bisnis mereka di musim panas ini, konsumen Amerika tampaknya lebih khawatir terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Meningkatnya kekhawatiran tentang pengeluaran konsumen juga tampak jelas dengan kenaikan tingkat delinkuen pada kartu kredit dan pinjaman konsumen lainnya. Bank akan mengawasi kondisi ini dengan cermat, karena mereka berusaha untuk menavigasi dinamika antara optimisme sektor korporat dan ketidakpastian di antara konsumen.

### Tingkat Pengangguran dan Kondisi Ekonomi

Salah satu indikator utama yang diperhatikan oleh para analis adalah tingkat pengangguran di AS, yang pada bulan Juli mencapai level tertinggi dalam hampir tiga tahun. 

Meski angka tersebut telah sedikit menurun, kekhawatiran tentang stabilitas pasar tenaga kerja tetap ada. Tingkat pengangguran yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya bisa mempengaruhi pengeluaran konsumen dan, pada akhirnya, kinerja keseluruhan sektor perbankan.

Melalui hasil pendapatan yang akan dirilis ini, JPMorgan dan Wells Fargo akan memberikan wawasan penting mengenai kesehatan ekonomi AS di tengah perubahan kebijakan moneter dan kondisi pasar yang berfluktuasi. Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi pasar, investor akan mencari sinyal jelas tentang arah sektor keuangan di masa depan.

5 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Pelaporan Keuangan JPMorgan & Wells Fargo
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan