Jun 27, 2025

3 Saham Teknologi Terbaik untuk Diinvestasikan Selama 10 Tahun Mendatang

Default Featured Image

Di tengah booming teknologi kecerdasan buatan (AI), banyak saham teknologi yang meroket dalam satu tahun terakhir. 

Namun, di balik persaingan ketat dan hiruk-pikuk pasar, pertanyaannya tetap: saham teknologi mana yang bisa bertahan dan terus memberikan hasil mengesankan selama 10 tahun, bukan hanya dalam 10 bulan?

Berikut tiga perusahaan yang layak diperhitungkan untuk jangka panjang karena dominasinya di pasar masing-masing dan inovasi berkelanjutan.

### Nvidia

Meski saham Nvidia (NASDAQ: NVDA) sudah melonjak signifikan dalam beberapa tahun terakhir, mungkin banyak investor merasa telah ketinggalan kereta. 

Namun, jika bertanya siapa yang akan mendominasi pasar AI dalam satu dekade mendatang, Nvidia adalah salah satu yang dapat dipertimbangkan. Saat ini, Nvidia menguasai 70%-95% pasar chip AI, dan baru-baru ini meluncurkan prosesor AI H200, penerus chip H100 yang sangat populer.

Permintaan terhadap H200 begitu tinggi hingga melampaui pasokan, dengan pemerintah di seluruh dunia, seperti Jepang mulai mengadopsi Nvidia untuk membangun sistem AI superkomputer mereka. 

Menurut proyeksi Goldman Sachs, perusahaan-perusahaan akan menghabiskan hingga $1 triliun dalam beberapa tahun mendatang untuk mengembangkan teknologi AI mereka, membuka peluang besar bagi Nvidia.

Meskipun saham Nvidia saat ini memiliki rasio harga terhadap laba (forward P/E) sebesar 41 yang terbilang tinggi, koreksi harga saham sebesar 8% dalam tiga bulan terakhir bisa menjadi kesempatan emas bagi investor jangka panjang untuk masuk. Dengan teknologi AI yang baru mulai berkembang, Nvidia masih memiliki perjalanan panjang di depan.

### Broadcom

Jika kamu ingin diversifikasi investasi AI, Broadcom (NASDAQ: AVGO) adalah pilihan yang tepat. Berbeda dengan Nvidia yang fokus pada chip AI umum, Broadcom menempati ceruk pasar dengan chip application-specific integrated circuits (ASICs), yang banyak digunakan oleh raksasa teknologi seperti Meta dan Alphabet untuk memenuhi kebutuhan AI mereka.

Penjualan AI Broadcom melonjak tiga kali lipat pada kuartal terbaru, mencapai $3,1 miliar. Perusahaan ini memperkirakan pendapatan AI sebesar $12 miliar di akhir tahun 2024, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar $11 miliar. 

Estimasi dari J.P. Morgan juga memperkirakan pasar total untuk chip AI ASIC akan mencapai $150 miliar dalam 4-5 tahun mendatang.

Selain dominasi di pasar chip AI, Broadcom baru-baru ini mengakuisisi VMware untuk memperluas layanan cloud computing. 

Akuisisi ini memungkinkan Broadcom menyediakan solusi cloud hybrid dan private bagi perusahaan yang ingin membangun sistem AI mereka sendiri. Dengan rasio forward P/E sebesar 27, Broadcom adalah saham AI yang relatif terjangkau dibandingkan pesaingnya.

### CrowdStrike

Dengan ancaman dunia siber yang terus berkembang, permintaan terhadap solusi keamanan siber berbasis AI semakin meningkat. CrowdStrike Holdings (NASDAQ: CRWD) adalah pemimpin di sektor ini, dengan platform keamanan Falcon yang terus diperbarui menggunakan teknologi AI. 

Tahun lalu, mereka meluncurkan Charlotte AI, yang membantu para analis keamanan mendeteksi ancaman dan memperbaiki masalah secara otomatis, menghemat waktu hingga dua jam per hari.

Pasar AI di bidang keamanan siber diproyeksikan tumbuh hingga $135 miliar pada 2035, sembilan kali lebih besar dari angka pada 2021. 

Saat ini, sekitar 65% pelanggan CrowdStrike telah mengadopsi lima atau lebih modul keamanan pada platform Falcon, menunjukkan kepercayaan besar terhadap solusi yang ditawarkan.

Meski saham CrowdStrike relatif mahal dengan forward P/E sebesar 82, koreksi harga sebesar 20% dalam tiga bulan terakhir memberikan peluang bagi investor yang ingin menunggangi tren jangka panjang AI dalam keamanan siber.

Dengan dominasi pasar AI, inovasi, dan peluang pertumbuhan yang menjanjikan, ketiga perusahaan ini berada di posisi baik untuk memberikan hasil positif dalam dekade mendatang. Meskipun volatilitas jangka pendek bisa muncul, potensi jangka panjang dari teknologi AI dan keamanan siber membuat saham-saham ini layak untuk dimasukkan dalam portofolio jangka panjang.

3 Saham Teknologi Terbaik untuk Diinvestasikan Selama 10 Tahun  Mendatang
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan