Mar 27, 2024

Circle Perluas Ekosistem USDC ke Solana dengan Teknologi CCTP

Circle, perusahaan di balik stablecoin USDC yang banyak digunakan, berkolaborasi dengan Solana untuk membawa Cross-Chain Transfer Protocol (CCTP) ke ekosistem blockchain Solana.

Langkah ini tidak hanya menandai era baru dalam interoperabilitas antar-chain tapi juga menjanjikan kemudahan transfer USDC yang lebih aman dan efisien.

CCTP, yang dirancang oleh Circle, menggunakan proses “mint and burn” asli untuk memungkinkan transfer USDC yang aman antara berbagai ekosistem blockchain.

Berbekal teknologi ini, para pengembang di Solana kini dapat menukar token USDC secara langsung dari Ethereum dan sistem yang kompatibel dengan EVM lainnya seperti Arbitrum, Avalanche, Base, Optimism, dan Polygon, serta blockchain yang bukan berbasis EVM.

Sejarah mencatat, pada Oktober tahun lalu, CCTP pertama kali terintegrasi dengan jaringan non-EVM saat bermitra dengan Noble, protokol token berbasis Cosmos, memperluas jangkauan USDC ke ekosistem Cosmos.

Berkat integrasi Noble yang terhubung dengan protokol komunikasi antar-blockchain (IBC) Cosmos, CCTP pun kompatibel dengan semua rantai Cosmos yang terhubung dengan IBC.

Keunggulan CCTP tidak berhenti sampai di situ. Sejumlah pemain kunci dalam ekosistem Solana seperti Wormhole, Allbridge, Mayan Finance, Drift Protocol, Sphere Labs, Cube Exchange, Jupiter Exchange, dan Solend Protocol telah menyambut CCTP dengan tangan terbuka sejak hari pertama.

Diperkirakan lebih banyak proyek ekosistem akan mengikuti dalam beberapa minggu ke depan, menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap keandalan dan kegunaan protokol ini.

Protokol pembridgan seperti CCTP memiliki peran penting dalam lingkungan blockchain dengan menghubungkan jaringan blockchain yang terisolasi, memastikan transfer aset digital yang lancar antar berbagai platform.

Solusi pembridgan tradisional seringkali menyertakan kelemahan seperti masalah kepercayaan dan biaya gas yang tinggi. Namun, CCTP hadir sebagai solusi yang lebih aman dan efisien.

Menariknya, meski berita ini sangat signifikan, pengumuman peluncuran CCTP di Solana tidak menghasilkan pergerakan harga yang signifikan untuk SOL, token asli Solana, yang stabil di sekitar $189-$190,4.

Stabilitas ini mungkin mencerminkan reaksi pasar yang terukur terhadap integrasi ini, sekaligus menunjukkan keyakinan pada keberlanjutan teknologi ini dalam jangka panjang.

Circle dan Solana dengan langkah besar ini tidak hanya mengedepankan interoperabilitas dalam dunia blockchain, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka terhadap pengembangan ekosistem yang lebih terbuka dan terhubung. 

Dengan keberhasilan CCTP, kita mungkin akan menyaksikan babak baru dalam cara aset digital ditransfer dan dikelola di berbagai blockchain, membawa kita satu langkah lebih dekat ke visi dunia terdesentralisasi yang benar-benar terhubung.

Circle Perluas Ekosistem USDC ke Solana dengan Teknologi CCTP
by Rendy Andriyanto

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan