Seorang anggota dewan Nvidia kembali menjadi sorotan pasar setelah melakukan penjualan saham dalam jumlah besar. Berdasarkan dokumen regulasi terbaru, Harvey Jones—yang telah menjabat sebagai direktur Nvidia sejak awal 1990-an—melepas saham perusahaan dengan nilai lebih dari US$44 juta pada pertengahan Desember. Langkah ini terjadi di tengah reli panjang saham Nvidia yang didorong oleh ledakan permintaan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa Jones menjual sekitar 250.000 saham Nvidia pada 15 Desember dengan harga rata-rata sekitar US$177 per saham. Saham yang dilepas merupakan bagian dari kepemilikan lama yang telah dipegang sejak 1997, jauh sebelum Nvidia resmi melantai di bursa saham pada 1999. Penjualan ini menunjukkan realisasi keuntungan dari investasi jangka panjang yang telah berlangsung lebih dari dua dekade.
Meski melepas sebagian kepemilikannya, posisi Jones di Nvidia masih tergolong signifikan. Setelah transaksi tersebut, ia tercatat masih menguasai lebih dari 7 juta saham Nvidia secara tidak langsung melalui sebuah perwalian keluarga. Hal ini mengindikasikan bahwa penjualan tersebut bukanlah pelepasan penuh, melainkan bagian dari pengelolaan portofolio pribadi.
Pihak Nvidia sendiri memilih untuk tidak memberikan komentar terkait alasan di balik penjualan saham oleh anggota dewan tersebut. Dalam praktik pasar modal, aksi jual oleh orang dalam perusahaan dapat memiliki berbagai latar belakang, mulai dari perencanaan keuangan pribadi hingga diversifikasi aset, dan tidak selalu mencerminkan pandangan negatif terhadap prospek perusahaan.
Secara fundamental, Nvidia tetap berada dalam posisi yang sangat kuat. Perusahaan ini kini menyandang status sebagai produsen chip dengan valuasi terbesar di dunia. Kinerja saham Nvidia telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya kebutuhan global terhadap prosesor berperforma tinggi untuk mendukung pengembangan dan operasional kecerdasan buatan, pusat data, serta komputasi awan.
Sejak awal tahun, harga saham Nvidia tercatat telah naik sekitar 28%. Kenaikan tersebut mendorong kapitalisasi pasar perusahaan ke kisaran US$4,3 triliun, menjadikannya salah satu perusahaan dengan nilai pasar terbesar secara global. Capaian ini menegaskan posisi Nvidia sebagai pemain kunci dalam ekosistem teknologi modern, khususnya di era AI yang berkembang pesat.
Bagi investor, peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya melihat aksi korporasi secara menyeluruh. Penjualan saham oleh eksekutif atau anggota dewan perlu dianalisis dalam konteks kinerja perusahaan, tren industri, serta tujuan investasi jangka panjang, bukan semata-mata sebagai sinyal negatif terhadap masa depan saham tersebut.






