pasar yang menembus US$3,8 triliun, raksasa teknologi ini kini mengamankan satu langkah krusial yang bisa mengguncang industri keamanan digital global: kontrak multimiliar dolar dengan NATO untuk memperkuat infrastruktur cloud dan kecerdasan buatan organisasi militer terbesar di dunia tersebut.
Meski nilai pastinya belum dipublikasikan, jenis kontrak seperti ini biasanya berkembang menjadi proyek jangka panjang bernilai ratusan juta hingga miliaran dolar, kontrak pertahanan adalah bisnis yang lengket, dan jarang berakhir pendek.
Artikel ini membedah makna strategis kontrak tersebut bagi Google, bagaimana posisi GOOGL dalam perang AI global, dan ke mana arah saham raksasa ini dalam beberapa tahun ke depan. Bacalah baik-baik; peluang besar jarang datang dua kali.
NATO Pilih Google: Pertanda Perubahan Besar di Industri Pertahanan
NATO menunjuk Google Cloud untuk membangun sistem digital generasi berikutnya menggunakan teknologi Google Distributed Cloud (GDC) sebuah arsitektur komputasi yang dirancang untuk mengolah data ultra-sensitif tanpa koneksi internet publik.
Google menyebut teknologi ini sebagai “air-gapped environment”, lingkungan komputasi yang benar-benar terisolasi dari jaringan umum, memungkinkan NATO menjalankan:
- Analisis data berskala besar,
- Model kecerdasan buatan kelas militer,
- Serta operasional sensitif Joint Analysis, Training and Education Center.
Keputusan NATO memilih Google bukan AWS, bukan Azure, menunjukkan satu hal penting: Google bukan lagi pemain AI dan cloud kelas dua. GDC terbukti mampu menangani classified workloads secara sepenuhnya offline, sebuah kemampuan yang hanya dimiliki sedikit perusahaan di dunia.
Jika GDC menjadi standar baru dalam penanganan data militer, kontrak ini bisa menjadi pintu masuk bagi Alphabet ke lebih banyak kerja sama dengan negara anggota NATO.
AI Google Kembali Menguat: Gemini 3 Tunjukkan Lompatan Besar
Selain kontrak NATO, katalis besar lainnya adalah peluncuran Gemini 3, model AI terbaru Google. Dibanding pendahulunya Gemini 2.5, model ini menghadirkan:
- pemahaman konteks lebih dalam,
- respons lebih akurat untuk pertanyaan kompleks,
- integrasi multi-produk (Search, Gemini App, dan layanan enterprise).
Bank of America bahkan menilai Gemini 3 sebagai langkah signifikan untuk menutup “jarak persepsi kualitas” dengan kompetitor utama meski saat ini ChatGPT masih memimpin 81% pangsa pasar chatbot global, sedangkan Gemini baru 2,8%.
Tetapi dalam industri teknologi, pangsa pasar bukanlah takdir. Jika integrasi Gemini 3 dalam Search berjalan mulus, Google memiliki jalur unik yang tidak dimiliki pesaing: mereka punya distribusi raksasa bernama Google Search, yang digunakan miliaran orang setiap hari.
Berkshire Hathaway Masuk: Buffett Akhirnya “Menebus Kesalahan”?
Kehebohan tidak berhenti di AI. Laporan terbaru mengungkap bahwa Berkshire Hathaway, perusahaan investasi Warren Buffett, kini memiliki saham GOOGL senilai US$4,3 miliar.
Ini menjadikan Google sebagai kepemilikan ke-10 terbesar Berkshire. Perubahan ini menarik karena Buffett selama puluhan tahun menghindari saham teknologi. Ia bahkan pernah mengaku “menyesal” tidak membeli Google lebih awal meski mengakui potensi raksasa iklan digital tersebut sejak lama.
Jika investor sekelas Buffett mulai mengakumulasi GOOGL, terutama saat valuasi perusahaan berada di puncak sejarah pasar punya alasan kuat untuk memperhatikan.
Fundamental GOOGL Menunjukkan Kekuatan yang Sulit Dibantah
Beberapa angka yang patut digarisbawahi:
- Pendapatan Q3: US$102,3 miliar (mengalahkan estimasi US$99,9 miliar)
- EPS disesuaikan: US$2.87 (vs estimasi US$2.33)
- Backlog Google Cloud: US$155 miliar
- Pendapatan Search: naik 15% menjadi US$56,6 miliar
- Belanja infrastruktur AI: naik menjadi US$92 miliar
Secara keseluruhan, Google bukan hanya tumbuh Google menembus rekor demi rekor.
Apakah GOOGL Masih Undervalued?
Konsensus analis menyebutkan:
- Pendapatan 2024: US$350 miliar
- Pendapatan 2029: US$630 miliar
- EPS 2024: US$8.04
- EPS 2029: US$17.23
Jika GOOGL diperdagangkan pada 23× forward earnings (rata-rata 5 tahun), harga saham tersebut diperkirakan bisa mencapai US$400 pada November 2028 potensi kenaikan sekitar 26% dari level saat ini. Dari 55 analis, Berikut rekomendasi: 44 Strong Buy, 4 Moderate Buy, dan 7 Hold. Tidak ada rekomendasi Sell, sesuatu yang sangat jarang untuk perusahaan sebesar Alphabet.
Apakah Ini Waktunya Buy, Sell, atau Hold?
Dengan kombinasi:
- kontrak strategis NATO,
- inovasi AI Gemini 3,
- masuknya Berkshire Hathaway,
- fundamental keuangan yang solid,
- dan proyeksi valuasi yang masih punya ruang naik,
Google tampaknya sedang berada dalam fase percepatan yang berpotensi ekstrem.
Namun, seperti yang sering dikatakan para analis: “harga saham tidak pernah bergerak lurus ke atas.” Investor perlu waspada terhadap:
- tekanan regulasi global di sektor AI,
- kompetisi model AI yang makin sengit,
- dan belanja modal Google yang meningkat tajam.






