Tesla Inc. (NASDAQ: TSLA) kembali menggebrak Wall Street. Saham produsen mobil listrik paling populer di dunia ini menembus rekor penutupan tertinggi tahun 2025 setelah reli mengesankan yang berlangsung hampir tanpa henti.
Optimisme investor dipicu kombinasi langkah strategis Elon Musk, dorongan analis besar, serta prospek masa depan Tesla dalam AI dan teknologi self-driving.
Apakah ini awal dari babak baru dominasi Tesla, atau sekadar reli sementara yang sarat euforia?
Kinerja Saham Tesla Terkini
Pada perdagangan terbaru, Tesla ditutup di $434,21 per saham, naik 1,9% dan melampaui rekor sebelumnya di $428,22 yang dicatatkan pada 15 Januari. Saham sempat menyentuh $440 di sesi awal, menandai kenaikan lebih dari 30% dalam sebulan terakhir.
Faktor-faktor pendorong utama reli ini meliputi:
- Pembelian saham senilai $1 miliar oleh Elon Musk minggu lalu.
- Proposal kompensasi baru untuk CEO Tesla.
- Ekspansi rencana Robotaxi ke luar Austin, Texas.
Tren ini membuat Tesla berhasil mencatat kenaikan harga di sembilan dari sepuluh sesi perdagangan terakhir.
Katalis Utama: Kenaikan Target Harga dari Piper Sandler
Analis Alexander Potter dari Piper Sandler menjadi pemicu sentimen positif terbaru. Setelah kunjungan ke Tiongkok, Potter menaikkan target harga Tesla dari $400 menjadi $500 per saham.
Menurut Potter, meskipun pabrikan EV asal Tiongkok seperti Xiaomi, Li Auto, dan Leapmotor telah unggul dalam hal perakitan, mereka tetap menempatkan Tesla sebagai rujukan dalam hal AI dan infrastruktur kendaraan otonom.
“Tanpa Tesla yang membawa dunia dari 0 ke 1, kami tidak bisa melangkah dari 1 ke 100,” tulis Potter, mengutip salah satu produsen EV di Tiongkok.
Potter juga menilai pengalaman terbaru dengan Full Self-Driving (FSD) versi terbaru Tesla menunjukkan kualitas yang semakin matang, dan memproyeksikan rekor penjualan pada kuartal ketiga.
Robotaxi: Antara Ambisi dan Realita
Tesla telah berjanji memperluas layanan Robotaxi ke Nevada, Florida, dan California. Namun, laporan terbaru dari Reuters menunjukkan perjalanan ini masih panjang.
Meskipun Elon Musk mengklaim ekspansi di Bay Area San Francisco segera berjalan dengan izin regulator, kenyataannya Tesla belum mengajukan izin resmi yang diperlukan.
Prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun dengan pengawasan ketat. Saat ini, uji coba masih menggunakan mobil dengan pengemudi manusia di bawah izin khusus yang lebih mirip layanan limusin, bukan ride-hailing on-demand.
Kondisi ini menegaskan adanya jurang antara narasi ambisius Musk dengan realitas regulasi di lapangan.
Sentimen Investor: Optimisme vs Skeptisisme
Investor saat ini terbelah antara dua kubu:
- Optimis: percaya Tesla akan mendominasi sektor AI mobilitas dengan Robotaxi dan FSD, yang bisa menjadi pendorong valuasi jangka panjang.
- Skeptis: mengingatkan bahwa hambatan regulasi, persaingan ketat di Tiongkok, dan eksekusi bisnis Tesla yang kerap tertunda bisa menjadi risiko signifikan.
Namun yang jelas, kombinasi langkah Musk dan dukungan analis besar seperti Piper Sandler telah menyalakan kembali semangat “bull run” saham Tesla.
Saham Tesla kembali menunjukkan daya tariknya, bukan hanya sebagai produsen mobil listrik, tetapi juga sebagai pionir dalam transformasi AI di dunia otomotif. Reli yang mendorong saham ke penutupan tertinggi 2025 ini menjadi refleksi keyakinan pasar terhadap visi besar Elon Musk, meski tantangan regulasi tetap membayangi.
Bagi investor, pertanyaan pentingnya sederhana: apakah Anda melihat Tesla sebagai saham momentum jangka pendek, atau sebagai pionir teknologi AI jangka panjang yang layak ditahan di portofolio?