Di tengah tren booming kecerdasan buatan (AI) dan ledakan permintaan data global, Micron Technology, Inc. (NASDAQ:MU) semakin dilirik investor sebagai salah satu saham pertumbuhan tercepat di Wall Street.
Prediksi terbaru dari Deutsche Bank menegaskan optimisme tersebut, dengan menargetkan harga saham Micron naik hingga $175 dari sebelumnya $155, seiring dengan prospek margin yang berpotensi menembus angka 50%.
Pertanyaannya: apakah saham Micron saat ini masih undervalued, atau justru menjadi peluang emas sebelum pasar semakin panas?
Profil Singkat Micron Technology
Micron Technology adalah pemain utama di industri semikonduktor global, dengan produk inti berupa:
- Dynamic Random-Access Memory (DRAM)
- Flash Memory dan Solid-State Drives (SSDs)
- High Bandwidth Memory (HBM) yang makin penting untuk komputasi AI dan pusat data.
Dengan basis bisnis yang terintegrasi pada kebutuhan data global, Micron berada di jantung revolusi teknologi, khususnya di era AI generatif, cloud computing, hingga otomasi industri.
Faktor Pendorong Kinerja Micron
1. Pasokan DRAM yang Ketat Hingga 2026
Deutsche Bank memproyeksikan keterbatasan pasokan DRAM akan bertahan hingga 2026. Kondisi ini secara alami mendorong harga jual rata-rata (ASP) naik karena permintaan melebihi suplai.
2. Peran High Bandwidth Memory (HBM)
HBM diproyeksikan mengambil porsi besar dari kapasitas bit, dengan rasio perdagangan 3:1 yang terus meluas. HBM adalah komponen vital dalam chip AI, sehingga permintaan ini akan mempertebal margin Micron di tahun-tahun mendatang.
3. Prediksi Margin dan EPS
Deutsche Bank menaikkan estimasi pendapatan Micron untuk 2026 sebesar 3% menjadi $54,3 miliar. Laba per saham (EPS) juga diproyeksikan naik 6% dari $14,55 menjadi $15,45. Dengan P/E ratio sekitar 11 kali, valuasi ini relatif masih menarik dibanding pemain besar lain di industri chip.
Micron vs Saham AI: Pertarungan Dua Dunia
Walaupun Micron diproyeksikan kuat, analis juga menekankan bahwa beberapa saham AI masih menawarkan upside yang lebih tinggi dengan risiko relatif lebih rendah. Perbandingannya bisa diilustrasikan sebagai berikut:
- Micron (MU): Stabilitas pertumbuhan berbasis kebutuhan hardware memori.
- AI Stocks: Potensi eksponensial di sektor software, cloud, dan layanan AI.
Investor dengan profil risiko moderat bisa mengandalkan Micron untuk pertumbuhan terukur, sedangkan investor agresif mungkin lebih condong ke saham AI dengan volatilitas tinggi.
Sentimen Pasar dan Peluang Jangka Panjang
Faktor eksternal juga memengaruhi Micron, termasuk kebijakan tarif era Trump yang kembali relevan dalam wacana politik AS, serta tren reshoring manufaktur semikonduktor untuk mengurangi ketergantungan pada Asia.
Micron yang berbasis di AS bisa menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari arah kebijakan ini.
Selain itu, dengan semakin banyaknya pusat data AI yang dibangun oleh raksasa teknologi seperti NVIDIA, Microsoft, dan Amazon, permintaan akan HBM dan DRAM diperkirakan terus meningkat. Micron berada di jalur strategis untuk menjadi pemasok kunci dalam ekosistem ini.
Dengan pasokan DRAM yang terbatas hingga 2026, proyeksi margin di atas 50%, serta peningkatan EPS yang signifikan, Micron Technology layak mendapat sorotan serius dari investor jangka panjang.
Namun, pertanyaan klasik tetap berlaku: Apakah Anda lebih memilih kestabilan hardware player seperti Micron, atau keberanian mengejar pertumbuhan eksplosif di saham AI?
Jawaban dari pertanyaan ini bisa menentukan arah portofolio Anda dalam lima tahun ke depan.