Saham Oracle Corp. (NYSE: ORCL) melesat lebih dari 36% dalam satu hari perdagangan ke level tertinggi sepanjang masa, usai CEO Safra Catz mengumumkan proyeksi ambisius: pendapatan cloud berbasis AI perusahaan diprediksi tembus $144 miliar pada tahun fiskal 2030.
Kenaikan ini menambah sekitar $250 miliar kapitalisasi pasar Oracle hanya dalam satu hari lonjakan terbesar sejak Desember 1992. Menariknya, reli saham terjadi meski laporan kinerja kuartalan Oracle tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi Wall Street.
Dari $20 Miliar ke $144 Miliar: Lompatan Raksasa
Menurut Catz, pendapatan Oracle Cloud Infrastructure (OCI) tahun fiskal ini diperkirakan tumbuh 77% menjadi $18 miliar, dan akan terus melonjak ke:
- $32 miliar pada 2027,
- $73 miliar pada 2028,
- $114 miliar pada 2029,
- hingga $144 miliar pada 2030.
Artinya, Oracle berambisi mengubah diri dari pemain “tradisional” software enterprise menjadi kekuatan besar dalam infrastruktur AI global.
Lonjakan Kontrak dan RPO: Mesin Baru Oracle
Oracle juga melaporkan kenaikan tajam pada Remaining Performance Obligation (RPO) – total nilai kontrak yang akan diakui sebagai pendapatan di masa depan. Pada Q1, RPO Oracle melonjak 359% menjadi $455 miliar setelah menandatangani empat kontrak bernilai miliaran dolar dengan tiga pelanggan besar.
Catz menambahkan, beberapa kontrak baru bernilai miliaran dolar sedang dalam proses, dan ia optimistis backlog akan segera menembus $500 miliar.
Yang paling mencuri perhatian: Oracle menyebut telah menandatangani kontrak cloud dengan “para raksasa AI” termasuk OpenAI, xAI, Meta, dan lainnya.
Oracle, Nvidia, dan Perlombaan AI Infrastruktur
Di tengah ledakan AI, Oracle menempuh strategi berbeda dari pesaingnya seperti Amazon Web Services (AWS) dan Google Cloud. Perusahaan agresif membeli GPU Nvidia yang sangat langka dan menyewakannya kembali lewat bisnis OCI.
Strategi ini membuat Oracle menjadi penyedia alternatif bagi startup AI dan perusahaan besar yang kesulitan mendapatkan GPU langsung dari Nvidia. Namun, ekspansi agresif ini juga menuntut belanja modal raksasa: Oracle memperkirakan capital expenditure 2026 naik ke $35 miliar, dibanding outlook sebelumnya $25 miliar.
Stargate: Proyek $500 Miliar yang Masih Misterius
Investor juga menyoroti hubungan Oracle dengan proyek Stargate, mega-inisiatif AI senilai $500 miliar yang diumumkan di Gedung Putih pada Januari bersama OpenAI, SoftBank, dan Presiden AS Donald Trump.
Meski begitu, progres Stargate tampak masih tertahan. OpenAI menyebut pembangunan pusat data di Abilene, Texas, sudah berjalan sebagian. Namun SoftBank mengakui implementasi proyek butuh waktu lebih lama.
Catz sendiri menegaskan bahwa Stargate “belum terbentuk”, tetapi sebagian kontrak Oracle dengan OpenAI akan menjadi bagian dari proyek itu di masa depan.
Catatan Kinerja: Tidak Sempurna, Tapi Pasar Tak Peduli
Secara teknis, laporan keuangan Q1 Oracle tidak sepenuhnya memuaskan:
- Pendapatan: $14,9 miliar (di bawah ekspektasi $15 miliar).
- EPS disesuaikan: $1,47 (melawan estimasi $1,48).
Namun pasar seolah menutup mata. Fokus investor jelas pada narasi pertumbuhan AI jangka panjang dan proyeksi kontrak masif yang membanjiri Oracle. Sahamnya bahkan sudah melesat 110% sepanjang tahun terakhir, mengungguli mayoritas saham teknologi besar.
Prospek: Oracle Jadi Pesaing Serius di Cloud AI?
Pertanyaannya kini: apakah Oracle benar-benar mampu menyaingi AWS dan Google Cloud? Dengan backlog kontrak raksasa, kerja sama bersama OpenAI, hingga ekspansi GPU Nvidia, Oracle jelas mengambil jalur cepat menuju dominasi infrastruktur AI.
Tetapi, ada risiko yang patut dicatat:
- Kapasitas eksekusi – membangun data center senilai puluhan miliar dolar bukan pekerjaan mudah.
- Persaingan harga – AWS dan Google Cloud bisa menggunakan skala mereka untuk menekan margin Oracle.
- Stargate yang tertunda – proyek ini bisa jadi game-changer, atau justru menjadi beban jika tak kunjung jalan.
Oracle di Persimpangan Sejarah
Reli saham Oracle bukan sekadar euforia sesaat. Dengan target $144 miliar pada 2030, kontrak senilai ratusan miliar dolar, dan dukungan dari nama besar seperti OpenAI serta Meta, Oracle sedang menulis babak baru dalam sejarah cloud computing.
Bagi investor, pertanyaan pentingnya: apakah ini awal dari era keemasan Oracle di AI cloud, atau justru puncak hype yang akan diuji waktu?