Saham Broadcom (NASDAQ: AVGO) kembali reli awal pekan ini, naik 3,6% pada Senin (8/9), melanjutkan kenaikan hampir 10% di akhir pekan lalu. Lonjakan ini dipicu konfirmasi bahwa OpenAI menjadi pelanggan terbaru Broadcom untuk chip khusus ASIC (application-specific integrated circuit) dengan nilai kontrak mencapai $10 miliar.
Langkah ini tidak hanya menguatkan posisi Broadcom sebagai pemain kunci dalam revolusi AI, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius soal dominasi Nvidia (NASDAQ: NVDA) di pasar GPU.
Kontrak Jumbo OpenAI: Momentum Baru Broadcom
CEO Broadcom, Hock Tan, mengumumkan pekan lalu bahwa perusahaan berhasil menambah pelanggan besar keempat di lini bisnis ASIC AI. The Wall Street Journal kemudian mengonfirmasi bahwa pelanggan tersebut adalah OpenAI, pengembang ChatGPT.
Dengan kontrak senilai $10 miliar, Broadcom kini berada di pusat strategi OpenAI untuk membangun chip internal yang dapat mengurangi ketergantungan pada GPU Nvidia. Jika berhasil, tren ini bisa memicu gelombang baru dalam industri semikonduktor AI, di mana ASIC berpotensi menyaingi GPU dalam efisiensi dan kustomisasi.
Respons Pasar: Broadcom Naik, Nvidia Tertekan
Optimisme investor langsung tercermin di pasar:
- Argus Research menaikkan target harga Broadcom dari $285 menjadi $375 lonjakan 32% dan salah satu target tertinggi di Wall Street (puncaknya $416).
- Citigroup justru memangkas target harga Nvidia sebesar $10 menjadi $200, meski tetap mempertahankan rating “buy”.
Menurut analis Citi, Atif Malik, kesepakatan Broadcom OpenAI bisa memangkas potensi pendapatan Nvidia sekitar $12 miliar dari penjualan GPU.
ASIC vs GPU: Babak Kedua Revolusi AI?
Dua pertanyaan besar kini muncul di kalangan investor:
- Apakah kebutuhan dan kasus penggunaan AI saat ini cukup besar untuk membenarkan investasi raksasa di infrastruktur semikonduktor?
- Mampukah ASIC benar-benar merebut pangsa pasar GPU yang selama ini dikuasai Nvidia?
Broadcom kini diperdagangkan dengan valuasi 40 kali laba forward, sedikit lebih tinggi dibanding Nvidia yang berada di level 37x. Kedua saham sama-sama mahal, tetapi arah persaingan teknologi bisa menjadi faktor penentu valuasi jangka panjang.
Konteks Lebih Luas: Persaingan Chip AI Global
- Nvidia saat ini masih memimpin dengan GPU andalannya (H100, B200) yang mendominasi training model AI.
- Broadcom menawarkan ASIC sebagai alternatif dengan konsumsi daya lebih rendah dan desain sesuai kebutuhan spesifik klien.
- AMD juga berusaha merebut pangsa pasar GPU dengan chip MI300, meski adopsinya belum masif.
- Di sisi lain, raksasa cloud seperti Google, Amazon, dan Microsoft mulai mengembangkan chip internal, menandakan tren vertical integration dalam AI.
Apa Artinya bagi Investor?
Reli saham Broadcom mencerminkan sentimen bahwa pasar AI kini mulai melihat alternatif di luar Nvidia. Namun, risiko tetap besar:
- Jika adopsi ASIC gagal memberikan performa yang lebih baik atau lebih murah dari GPU, optimisme bisa cepat memudar.
- Valuasi yang sudah tinggi membuat margin of safety semakin tipis.
Namun, jika OpenAI sukses membangun ekosistem chip internal dengan dukungan Broadcom, lanskap kompetisi semikonduktor AI bisa berubah drastis dalam 2–3 tahun ke depan.
Broadcom tidak lagi sekadar pemain “pelengkap” di era AI. Dengan kontrak $10 miliar dari OpenAI, perusahaan kini menjadi salah satu motor utama di balik transformasi infrastruktur AI.
Pertanyaannya kini: apakah Nvidia akan tetap memimpin dengan GPU, atau justru Broadcom yang membuka babak baru lewat ASIC?
Bagi investor, perkembangan ini bisa menjadi salah satu titik balik paling penting dalam sejarah industri semikonduktor modern.