Bursa kripto asal Korea Selatan, Upbit, baru saja mengumumkan peluncuran Ethereum layer-2 bernama Giwa yang saat ini sudah tersedia di jaringan uji atau testnet. Langkah ini dipandang sebagai salah satu strategi penting yang dapat memperluas fungsi Upbit, tidak hanya sebagai platform perdagangan kripto, tetapi juga sebagai pemain besar dalam pengembangan infrastruktur blockchain. Pengumuman ini disampaikan langsung pada acara Upbit D Conference 2025 yang berlangsung pada hari Senin.
Giwa sendiri merupakan singkatan dari Global Infrastructure for Web3 Access. Proyek ini memanfaatkan OP Stack milik Optimism Foundation untuk menghadirkan kecepatan transaksi yang sangat tinggi dengan waktu pembuatan blok hanya satu detik. Meski begitu, Giwa tetap mewarisi keamanan dari Ethereum sebagai lapisan utama untuk penyelesaian transaksi. Dalam dokumen resminya, Giwa disebut bertujuan untuk menjadikan penggunaan infrastruktur Web3 terasa lebih sederhana, mudah dipahami, dan menyenangkan bagi semua orang, termasuk pengguna yang belum terlalu akrab dengan dunia kripto.
Upbit bukanlah satu-satunya bursa yang mengembangkan blockchain sendiri. Sebelumnya, Coinbase sudah merilis Base pada tahun 2023, sementara Binance meluncurkan BNB Chain pada tahun 2019. Kedua jaringan tersebut memberikan ruang bagi para pengembang untuk membangun aplikasi terdesentralisasi. Selain itu, sejumlah perusahaan teknologi global seperti Google, Stripe, dan Sony Group juga telah meluncurkan atau mengumumkan rencana menghadirkan jaringan blockchain mereka pada tahun 2025.
Meskipun Upbit belum menyebutkan kapan Giwa akan hadir di mainnet, testnet yang dinamakan Giwa Sepolia sudah aktif digunakan. Testnet ini tidak hanya menyediakan block explorer untuk memantau aktivitas, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai alat pengembangan yang memungkinkan migrasi kontrak pintar kompatibel Ethereum Virtual Machine (EVM). Dari catatan di GitHub, pengembangan Giwa sudah berlangsung setidaknya tiga minggu, namun jumlah blok yang mencapai lebih dari empat juta menunjukkan bahwa testnet ini kemungkinan sudah berjalan lebih awal.
Nama Giwa sendiri diambil dari genteng melengkung tradisional Korea yang biasanya dipasang di atap istana, kuil, maupun rumah tradisional hanok. Genteng ini dibuat dari tanah liat yang dibakar dan sarat akan makna budaya, melambangkan warisan sekaligus perlindungan.
Kehadiran Giwa juga semakin menegaskan posisi Korea Selatan sebagai salah satu pasar kripto terbesar di dunia pada 2025. Upbit menguasai sekitar 73 persen volume perdagangan kripto di negara tersebut, dengan nilai transaksi harian mencapai 2,5 miliar dolar AS. Data Chainalysis bahkan menunjukkan bahwa antara Juli 2024 hingga Juni 2025, Korea Selatan mencatat volume transaksi kripto masuk terbesar kedua di dunia, mencapai 1 triliun dolar AS, hanya kalah dari Amerika Serikat yang membukukan 4,2 triliun dolar AS.