ETF Spot Ether Jadi Primadona, Arus Masuk Lampaui Bitcoin
ETF spot Ether saat ini menjadi salah satu produk investasi paling diminati di Amerika Serikat. Dalam lima hari perdagangan terakhir, produk ini berhasil mencatat arus masuk dana yang jauh lebih besar dibandingkan ETF spot Bitcoin. Data menunjukkan bahwa minat investor terhadap Ether terus meningkat signifikan, menggeser dominasi Bitcoin yang selama ini dikenal sebagai aset kripto utama di pasar global.
Sejak 21 Agustus, ETF spot Ether telah menarik dana masuk sebesar 1,83 miliar dolar. Angka ini sangat kontras jika dibandingkan dengan arus masuk ETF spot Bitcoin yang hanya mencapai 171 juta dolar pada periode yang sama. Tren ini bahkan masih berlanjut hingga pertengahan pekan, ketika sembilan ETF Ether mencatat tambahan dana masuk 310,3 juta dolar, sementara 11 ETF Bitcoin hanya mampu menarik 81,1 juta dolar.
Perbedaan tren ini juga terlihat dari pergerakan harga. Harga Ether (ETH) tercatat pulih lebih cepat dibandingkan Bitcoin (BTC). Sepanjang pekan, ETH mengalami kenaikan sekitar 5 persen dari titik terendah hari Selasa, sementara Bitcoin hanya tumbuh 2,8 persen dalam periode serupa. Pergeseran minat besar-besaran ke Ether ini bahkan disebut “brutal” oleh Anthony Sassano, seorang edukator dan investor Ethereum.
Dari sisi akumulasi dana, Presiden NovaDius Wealth Management, Nate Geraci, menuturkan bahwa ETF spot Ether sejak awal Juli sudah berhasil menghimpun hampir 10 miliar dolar. Secara total, sejak pertama kali diperdagangkan 13 bulan lalu, produk ini mencatat akumulasi arus masuk hingga 13,6 miliar dolar, mayoritas di antaranya terjadi dalam dua bulan terakhir. Sementara itu, ETF spot Bitcoin yang sudah lebih lama hadir, yaitu 20 bulan, telah mencatat arus masuk kumulatif sebesar 54 miliar dolar.
Faktor regulasi juga menjadi salah satu pemicu lonjakan minat pada Ether. Setelah disahkannya regulasi stablecoin baru bernama GENIUS Act pada Juli lalu, perhatian pasar semakin mengarah ke Ethereum. Hal ini tidak lepas dari posisi Ethereum sebagai jaringan dengan pangsa pasar stablecoin terbesar serta dominasi pada aset dunia nyata yang ditokenisasi.
CEO VanEck, Jan van Eck, bahkan menyebut Ethereum sebagai “Wall Street token,” menandakan semakin eratnya hubungan antara aset ini dengan dunia keuangan tradisional. Bloomberg juga melaporkan bahwa penasihat investasi kini menjadi pemegang terbesar ETF Ether, dengan eksposur mencapai 1,3 miliar dolar. Berdasarkan data pengajuan ke SEC, Goldman Sachs tercatat sebagai pemegang terbesar dengan nilai sekitar 712 juta dolar.
Menurut CoinGecko, pada saat laporan ini ditulis, harga ETH diperdagangkan di kisaran 4.560 dolar, sedikit terkoreksi 1,2 persen pada hari itu. Meski demikian, tren jangka panjang menunjukkan bahwa minat terhadap Ether melalui instrumen ETF terus meningkat pesat.