Netflix, Inc. (NASDAQ: NFLX) baru saja masuk daftar saham utama Corient IA LLC, manajer investasi besar asal AS. Dengan porsi 1,1% dari portofolio dan menjadi kepemilikan keempat terbesar, langkah ini memunculkan pertanyaan penting: apakah Netflix masih saham yang layak dikoleksi, di tengah valuasi premium dan kompetisi yang semakin ketat?
Netflix Jadi Saham Keempat Terbesar Corient IA LLC
Dalam laporan terbaru, Corient IA LLC mengumumkan bahwa mereka menambah kepemilikan di saham Netflix sebesar 1.648 lembar saham dengan nilai sekitar US$1,53 juta.
Langkah ini membuat Netflix kini menjadi saham keempat terbesar dalam portofolio Corient, menegaskan keyakinan institusi besar terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
Bagi investor ritel, keputusan investor institusi seperti Corient sering kali menjadi sinyal kepercayaan pasar. Namun, di balik optimisme ini, tetap ada perdebatan sengit mengenai fundamental Netflix.
Optimisme: Pertumbuhan, Margin Rekor, dan Efisiensi Konten
Pendukung Netflix menyoroti laju pertumbuhan pendapatan, margin operasi tertinggi sepanjang sejarah, serta kemampuan perusahaan menghadirkan konten populer dengan efisiensi yang sulit ditandingi.
Beberapa katalis positif Netflix antara lain:
- Strategi “local for local” yang memperkuat konten regional dan meningkatkan daya tarik global.
- Ekspansi pengalaman hiburan offline lewat proyek Netflix Houses, yang membuka jalur monetisasi baru di luar streaming.
- Diversifikasi produk ke gim dan live sports, memperluas sumber pendapatan.
Dengan pendekatan ini, Netflix dianggap mampu mempertahankan dominasi sebagai “raja streaming” meski pasar semakin sesak.
Tantangan: Persaingan Ketat dan Valuasi Premium
Namun, tidak semua pihak seoptimis itu. Para pengkritik menilai harga saham Netflix saat ini terlalu mahal. Valuasi premium dianggap tidak sepenuhnya mencerminkan risiko nyata, seperti:
- Persaingan intens dari Amazon Prime Video, Disney+, hingga Apple TV+ yang agresif menambah konten eksklusif.
- Ketergantungan pada kenaikan harga berlangganan untuk menjaga pertumbuhan laba, yang berpotensi membatasi daya beli konsumen.
- Penurunan jam tonton di beberapa segmen pasar, yang menimbulkan pertanyaan soal daya tahan engagement jangka panjang.
Ketika valuasi sudah tinggi, ruang pertumbuhan harga saham cenderung lebih sempit, sehingga investor harus ekstra selektif dalam masuk.
Posisi Netflix di Pasar Hiburan Global
Didirikan pada 1997 dan berbasis di California, Netflix kini melayani lebih dari 300 juta pelanggan global. Portofolio produknya meliputi serial TV, film, dokumenter, gim, dan konten streaming multi-device.
Di tengah derasnya arus konten digital, keunggulan Netflix bukan hanya pada jumlah pelanggan, tetapi juga efisiensi biaya produksi per pelanggan, yang membuat margin keuntungan terus naik.
Jika dibandingkan dengan para pesaing, Netflix masih menjadi pemain dominan. Namun, dinamika industri menuntut inovasi berkelanjutan dan Netflix tampaknya siap menghadapinya.
Saham Netflix, Antara Keyakinan dan Kehati-hatian
Langkah Corient IA LLC menambah porsi Netflix memberi sinyal kuat bahwa saham ini masih dipandang menarik bagi institusi besar. Namun, bagi investor individu, pertanyaan yang harus dijawab adalah: apakah kamu percaya Netflix mampu menjaga pertumbuhan di tengah kompetisi dan valuasi premium?
Jika strategi “local for local”, diversifikasi konten, dan ekspansi ke sektor baru berhasil, Netflix berpotensi tetap menjadi mesin uang jangka panjang. Namun, investor yang sensitif terhadap valuasi mungkin perlu mengatur timing masuk, atau bahkan mempertimbangkan alternatif saham AI lain yang dinilai undervalued.