Di tengah fluktuasi pasar global dan ketidakpastian makroekonomi, Newmont Corporation (NYSE: NEM) justru melaju kencang bak kereta ekspres. Saham perusahaan tambang emas terbesar di dunia ini telah meroket 66,9% sepanjang tahun 2025.
Bahkan, dalam 52 minggu terakhir, NEM mencatatkan kenaikan 31%, mengungguli S&P 500 yang hanya tumbuh 16,6% dalam periode yang sama. Tak hanya itu, kinerjanya juga mengalahkan ETF penambang emas global seperti iShares MSCI Global Gold Miners (RING) yang hanya naik 16,6%.
Namun, pertanyaannya sekarang: apakah momentum ini akan terus berlanjut, atau justru mendekati titik jenuh?
Newmont: Lebih Dari Sekadar Tambang Emas
Berbasis di Denver, Colorado, Newmont tidak hanya fokus pada emas. Mereka juga mengelola produksi tembaga, perak, timbal, dan seng dengan operasi yang tersebar di Amerika, Australia, dan Afrika.
Strategi diversifikasi ini terbukti ampuh dalam menstabilkan kinerja saat harga emas mengalami volatilitas.
Pada 31 Juli lalu, Newmont melepas seluruh kepemilikan sahamnya di Orosur Mining Inc. sebanyak 29,2 juta lembar dalam transaksi privat. Harga jual C$0,19 per lembar menghasilkan dana segar sekitar C$5,55 juta. Meski tampak kecil dibandingkan kapitalisasi pasarnya yang mencapai $68,4 miliar, aksi ini bisa dibaca sebagai bagian dari strategi fokus jangka panjang, mengingat Orosur hanya menyumbang 9,4% kepemilikan minoritas.
Proyeksi Laba dan Sentimen Analis: Masih Ada “Emas” di Depan?
Para analis tampaknya masih cukup bullish terhadap NEM. Konsensus dari 21 analis menyebut saham ini sebagai “Moderate Buy”, dengan 13 rekomendasi “Strong Buy”, hanya satu “Moderate Sell”, dan sisanya Hold. Jika dibandingkan sebulan lalu, ini menunjukkan peningkatan sentimen positif yang waktu itu hanya ada 12 “Strong Buy”.
Tanya Jakusconek dari Scotiabank bahkan menaikkan target harga dari $69 ke $72, mempertahankan rating “Sector Perform”. Secara rata-rata, target harga saham Newmont saat ini berada di angka $70,54, yang berarti ada potensi naik 13,6% dari posisi saat ini. Target tertinggi dari para analis ada di angka $85, atau sekitar 36,9% upside yang bukan angka kecil untuk saham di sektor tambang yang dikenal konservatif.
Tak ketinggalan, earnings per share (EPS) yang disesuaikan diperkirakan naik drastis sebesar 46,6% YoY menjadi $5,10 pada tahun fiskal 2025. Meskipun sejarah kejutan laba mereka tercampur (3 kali mengalahkan ekspektasi, sekali meleset), arah tren EPS yang meningkat memberi alasan kuat bagi investor untuk tetap optimis.
Faktor Pendukung: Emas, Inflasi, dan Risiko Global
Kinerja Newmont tidak bisa dipisahkan dari harga emas dunia, yang tahun ini kembali naik di tengah tensi geopolitik, ketidakpastian suku bunga The Fed, dan kekhawatiran resesi global. Investor global kembali mengalihkan sebagian besar portofolio mereka ke emas sebagai aset safe haven, memberi angin segar bagi emiten seperti Newmont.
Apalagi dengan naiknya permintaan logam industri seperti tembaga dan seng, yang juga masuk ke dalam portofolio produksi Newmont. Dalam konteks dekarbonisasi global dan transisi energi, permintaan komoditas ini diproyeksi terus meningkat membuka peluang diversifikasi pendapatan tambahan bagi perusahaan.
Apakah Newmont Masih Layak Dikoleksi?
Dengan kombinasi kinerja kuat, sentimen analis yang membaik, dan ekspektasi fundamental yang positif, Newmont berada dalam posisi yang sangat menarik. Bagi investor yang mencari eksposur terhadap emas sekaligus potensi pertumbuhan, NEM bisa menjadi pilihan strategis, terutama jika target $85 benar-benar tercapai.
Namun, tetap ada risiko yang perlu dicermati termasuk fluktuasi harga emas, potensi revisi EPS, hingga tantangan operasional global. Seperti biasa, emas boleh bersinar, tapi investasi tetap perlu ditempa dengan analisis tajam.