Emas Bertahan, Dolar Naik dan Perang Dagang Babak Baru Dimulai

Di tengah peningkatan tensi dagang global dan langkah tarif agresif terbaru dari Presiden AS Donald Trump, harga emas global tetap relatif stabil pada Kamis (10 Juli), menunjukkan bahwa pasar sedang berada dalam fase menahan napas memilih bertahan alih-alih bereaksi berlebihan.

Harga spot gold naik tipis 0,1% menjadi USD 3.317,44 per ons, sementara kontrak futures emas AS ditutup di level USD 3.325,70. Penguatan harga ini terjadi bersamaan dengan menguatnya indeks dolar AS sebesar 0,2%, yang biasanya menjadi sentimen negatif bagi logam mulia karena membuatnya lebih mahal bagi investor luar negeri.

Namun, daya tahan harga emas di tengah tekanan dolar menunjukkan bahwa daya tarik emas sebagai aset lindung nilai masih sangat kuat terutama di tengah geopolitik yang makin tidak menentu.

Dolar Menguat, Tapi Nafsu Lindung Nilai Belum Surut

Biasanya, ketika dolar AS menguat, permintaan emas melunak karena harganya jadi relatif lebih mahal bagi negara dengan mata uang lain. Tapi kali ini, dinamika pasar menunjukkan sesuatu yang berbeda.

“Kecuali ada eskalasi geopolitik besar, saya tidak melihat emas menembus USD 3.400 dalam waktu dekat. Saat ini emas cenderung bergerak dalam rentang terbatas,” kata Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures.

Pandangan ini menggarisbawahi bahwa meski investor sedang menahan diri, emas tetap diposisikan sebagai aset siaga dalam ketidakpastian siap menanjak saat kekacauan benar-benar meletus.

Trump Kembali Serang Perdagangan Global

Faktor pemicu ketegangan terbaru datang dari Washington. Presiden Trump kembali menggulirkan gelombang tarif baru, termasuk tarif 50% atas impor tembaga AS dan barang-barang dari Brasil, yang akan berlaku mulai 1 Agustus.

Langkah ini dinilai sebagai sinyal keras bahwa perang dagang babak baru sudah dimulai, terutama dengan negara-negara berkembang.

Langkah tersebut tak hanya memicu kekhawatiran di sektor industri logam, tapi juga memperkuat narasi bahwa emas sebagai aset bebas risiko counterparty kembali menarik bagi negara berkembang yang ingin lindungi nilai cadangan mereka dari volatilitas global.

“Daya tarik emas di kalangan negara-negara berkembang meningkat, terutama karena logam ini tidak membawa risiko counterparty seperti mata uang fiat,” tulis Paul Wong, Market Strategist di Sprott Asset Management.

The Fed Menunggu, Pasar Juga Menunggu

Sementara itu, risalah pertemuan Federal Reserve bulan Juni menunjukkan bahwa mayoritas pejabat Fed masih khawatir terhadap tekanan inflasi yang bisa datang dari tarif baru. Hanya “segelintir” yang melihat peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Dengan pasar tenaga kerja AS menunjukkan ketahanan klaim pengangguran mingguan justru turun di saat ekspektasi mengarah ke pelemahan maka harapan akan pelonggaran moneter pun mulai surut.

Ini membuat investor tetap hati-hati menempatkan posisi di emas, menunggu kepastian lebih lanjut dari bank sentral.

Logam Lain Mengikuti Irama: Silver dan Palladium Naik Tajam

Sementara emas datar, logam mulia lainnya justru bergerak lebih agresif:

  • Perak (spot silver) naik 1,5% ke USD 36,87 per ons

    “Menembus level USD 35 membuka peluang menuju target USD 40,” tambah Wong.

  • Platinum menguat 0,5% menjadi USD 1.353,55 per ons

  • Palladium melonjak 3,9% ke USD 1.148,43, tertinggi sejak 3 Juli

Pergerakan ini menunjukkan bahwa investor mulai melirik aset alternatif dalam logam mulia sebagian untuk diversifikasi, sebagian lagi karena optimisme terhadap permintaan industri.

Pasar Masih Menunggu, Tapi Emas Tak Kehilangan Magnetnya

Harga emas memang belum meledak, tetapi juga tidak roboh. Justru dalam kondisi seperti ini ketika pasar masih mencari arah emas menunjukkan kekuatannya sebagai instrumen stabilitas.

Baik untuk investor institusional maupun bank sentral negara berkembang, posisi emas semakin diperkuat sebagai pelindung terhadap risiko struktural jangka panjang.

Di tengah eskalasi dagang dan tarik-ulur kebijakan moneter, emas tetap berdiri sebagai poros ketenangan. Ia bukan sekadar logam, tapi simbol dari kepercayaan jangka panjang terutama ketika ketidakpastian adalah satu-satunya hal yang pasti.

“Emas tidak perlu berlari untuk menang. Cukup bertahan ketika segalanya runtuh.”

 

Emas Bertahan, Dolar Naik dan Perang Dagang Babak Baru Dimulai
by Kiki A. Ramadhan

0 comments


Artikel lainnya