Jun 27, 2025

Circle Integrasikan Arbitrum ke Web3 untuk Percepat Adopsi USDC

Default Featured Image

Circle Internet Financial, pengelola stablecoin US Dollar Coin (USDC) yang didukung dolar, telah mengintegrasikan rantai layer-2 Arbitrum ke dalam platform infrastruktur Web3 miliknya, menurut postingan blog pada 12 September.

Platform Web3 ini membawa dompet yang dapat diprogram berfokus pada USDC, smart contract tools, dan pengurangan gas fee ke Arbitrum, seperti yang disebutkan dalam postingan tersebut. Dengan total nilai yang terkunci (TVL) sekitar $2,5 miliar, Arbitrum adalah layer 2 terbesar di Ethereum, menurut DefiLlama.

Nikhil Chandhok, chief product officer Circle, mengatakan dalam sebuah posting di platform X bahwa platform ini membantu pengembang “membangun dompet in-app tanpa hambatan yang mendukung USDC untuk pembayaran global, e-commerce, [dan] game,” serta berbagai kasus penggunaan lainnya.

Integrasi Circle dengan Blockchain Lainnya dan Persaingan dengan USDT

Web3 tools Circle juga telah diintegrasikan dengan jaringan blockchain lain, termasuk Avalanche, Ethereum, Polygon PoS, dan Solana, menurut postingan tersebut.

Integrasi ini merupakan upaya terbaru Circle untuk mempercepat adopsi USDC saat stablecoin ini bersaing untuk dominasi pasar melawan Tether (USDT). Dengan total kapitalisasi pasar sekitar $35 miliar, USDC tertinggal jauh di belakang saingannya, USDT, yang memiliki lebih dari $118 miliar, menurut CoinMarketCap.

Stablecoin yang didukung dolar AS dari PayPal, PayPal US (PYUSD), yang diluncurkan pada 2023, juga menambah persaingan. PYUSD mencapai kapitalisasi pasar total $1 miliar pada Agustus.

USDC Native di Arbitrum dan Pentingnya Arbitrum untuk DeFi

Pada 2023, Circle membuat USDC tersedia secara native di Arbitrum, memungkinkan aplikasi untuk mencetak USDC langsung di layer 2 tanpa perlu menjembatani USDC dari rantai lain. Circle juga mengintegrasikan Arbitrum ke dalam protokol transfer lintas rantai, yang memungkinkan jembatan USDC gratis dengan mengelola pencetakan dan pembakaran di berbagai rantai.

Arbitrum adalah platform yang sangat penting bagi Circle karena statusnya sebagai hub de facto untuk decentralized finance (DeFi) di antara layer 2 lainnya. Menurut DefiLlama, Arbitrum memiliki hampir $4,7 miliar stablecoin, yang digunakan dalam berbagai aplikasi mulai dari pinjaman, pertukaran terdesentralisasi (DEX), hingga perdagangan perpetual dengan leverage.

Peluang Arbitrum dalam Tokenisasi Aset Dunia Nyata (RWA)

Arbitrum juga mendapatkan daya tarik dalam tokenisasi aset dunia nyata (RWA), yang dapat menjadi pasar bernilai triliunan dolar dalam beberapa tahun mendatang, kata seorang eksekutif di jaringan blockchain saingan, Polygon, kepada Cointelegraph pada Agustus.

Pada 27 Agustus, Ondo Finance, sebuah protokol RWA, mengumumkan akan memperluas akses ke Ondo US Dollar Yield Token (USDY) ke Arbitrum. Pada 8 Agustus, manajer aset Franklin Templeton mengumumkan akan memperluas FOBXX ke rantai layer-2 tersebut.

Circle Integrasikan Arbitrum ke Web3 untuk Percepat Adopsi USDC
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan