Jun 28, 2025

Penggunaan dApp Melonjak 70% di Q3, Aplikasi AI dan DeFi Dorong Pertumbuhan

Default Featured Image

Industri aplikasi terdesentralisasi (dApp) mencatat rekor baru pada kuartal ketiga 2024 dengan lonjakan 70% dalam jumlah dompet aktif harian (daily unique active wallets/UAW), mencapai puncak tertinggi sepanjang masa sebesar 17,2 juta pengguna.

Berdasarkan laporan terbaru dari DappRadar, lonjakan ini terutama didorong oleh kemunculan aplikasi terkait kecerdasan buatan (AI) yang menjadi pendorong utama pertumbuhan dalam sektor dApp.

AI Jadi Sorotan Utama dalam Dunia dApp

Sektor aplikasi AI mencuri perhatian, dengan mencatat rata-rata hampir 4,3 juta UAW harian pada kuartal ketiga. Pertumbuhan sektor ini melonjak 71%, menunjukkan semakin tingginya minat terhadap teknologi AI dan integrasinya dalam dunia blockchain.

Aplikasi seperti DIN, lapisan pemrosesan data AI terdesentralisasi, dan platform data Alaya AI disebut sebagai kunci yang mendorong peningkatan ini.

Trend ini menunjukkan antusiasme yang semakin besar terhadap teknologi AI, terutama dalam integrasi dengan teknologi blockchain. Dunia dApp yang terus berkembang kini semakin diramaikan dengan aplikasi-aplikasi AI yang inovatif, menjadikannya sektor dengan pertumbuhan tercepat pada kuartal tersebut.

Gaming Masih Dominan, Tapi Tertekan Inovasi

Sementara sektor gaming tetap menjadi yang paling dominan dalam aktivitas pengguna dApp, dengan 26% pangsa pasar, posisinya sedikit tergeser. Pada kuartal sebelumnya, sektor ini menguasai 28%, namun sedikit penurunan ini bisa jadi disebabkan oleh beralihnya pengguna ke aplikasi yang lebih inovatif, seperti AI dan platform sosial.

Meski begitu, beberapa aplikasi gaming masih menduduki peringkat teratas dalam industri dApp. Wallet gamified berbasis Toncoin, HOT Game, menjadi dApp paling aktif di kuartal ketiga, dengan 1,64 juta UAW harian.

Sementara itu, Pixels berbasis Ronin, dengan 656.000 UAW, tetap menjadi satu-satunya judul game murni yang masuk dalam lima besar aplikasi paling sering digunakan.

Platform Sosial Munculnya Alternatif Baru

Sektor sosial juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, meraih 19% dari total aktivitas dApp selama kuartal ketiga. CARV, platform modular data layer, mencatatkan 1,24 juta UAW harian dan menjadi dApp sosial paling aktif dalam periode tersebut.

Fenomena ini menunjukkan bahwa selain gaming dan AI, platform sosial terdesentralisasi mulai menarik lebih banyak pengguna, memberikan opsi alternatif dalam ekosistem blockchain.

Pertumbuhan DEX Raydium dan Uniswap Mendominasi

Di tengah penurunan 12% dalam total value locked (TVL) di ekosistem DeFi yang turun menjadi $133 miliar pada akhir September, platform pertukaran terdesentralisasi (DEX) justru mengalami pertumbuhan signifikan.

Raydium, DEX berbasis Solana, mencatatkan 1,18 juta UAW harian, sementara Uniswap mencatatkan 459.000 UAW harian di versi V2 dan V3. Meskipun TVL menurun, DEX tetap menarik perhatian berkat popularitas perdagangan memecoin, yang memberikan daya tarik tersendiri bagi pengguna baru.

Jupiter Exchange, DEX lain yang berbasis Solana, juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil dengan 216.000 UAW harian, menjadikannya platform DeFi ketiga paling banyak digunakan selama kuartal ketiga.

Pertumbuhan ini mencerminkan minat pengguna yang terus meningkat terhadap DEX, meski pasar DeFi sedang mengalami penurunan nilai terkunci.

Masa Depan dApp yang Makin Beragam

Dengan lonjakan penggunaan hingga 70% di kuartal ketiga, sektor dApp menunjukkan potensi besar untuk terus tumbuh dan berkembang. Munculnya aplikasi AI yang inovatif dan semakin meningkatnya minat terhadap platform sosial menunjukkan bahwa masa depan industri dApp tidak hanya akan didominasi oleh gaming, tetapi juga oleh sektor-sektor baru yang siap mengguncang pasar.

Meskipun sektor gaming masih menjadi pemimpin dalam hal aktivitas pengguna, penurunan pangsa pasar menunjukkan bahwa pengguna kini lebih terbuka terhadap aplikasi-aplikasi baru yang menawarkan pengalaman berbeda.

Dengan berbagai inovasi yang terus bermunculan, industri dApp tampaknya siap menghadapi evolusi yang lebih besar. Lonjakan aktivitas di sektor AI, platform sosial, dan DEX menunjukkan bahwa teknologi blockchain semakin matang dan memberikan solusi yang lebih luas dari sekadar hiburan, termasuk untuk penggunaan yang lebih terfokus pada data, keuangan, dan komunikasi sosial.

Ke depan, kita bisa berharap bahwa perkembangan ini akan membawa perubahan yang lebih mendalam dalam cara teknologi terdesentralisasi mempengaruhi ekonomi digital global, terutama dengan semakin banyaknya pengguna yang beralih ke solusi dApp di berbagai sektor.

Penggunaan dApp Melonjak 70% di Q3, Aplikasi AI dan DeFi Dorong Pertumbuhan
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan