Jun 30, 2025

Ketika AI Jadi Partner Nyontek Paling Canggih

Default Featured Image

Bagaimana jika AI bisa membantumu “menyontek dalam segala hal” tanpa ketahuan, bahkan saat ada yang mengawasi?

Inilah ide utama di balik Cluely, asisten desktop yang dirancang untuk diam-diam mengakali software proctoring, yaitu alat yang biasa digunakan untuk memantau dan mendeteksi kecurangan selama ujian atau wawancara.

> “Aku dikeluarkan dari Columbia karena membuat Interview Coder, AI buat nyontek saat coding interview. Sekarang aku berhasil ngumpulin dana 5,3 juta dolar buat bikin Cluely, alat buat nyontek apa aja,” ujar CEO-nya, Roy Lee, lewat LinkedIn.

Diluncurkan pada April, Cluely adalah overlay berbasis OpenAI yang bisa “mendengarkan”, “melihat”, dan memberikan respon real-time dari ChatGPT saat penggunanya sedang ikut video call penting. 

Aplikasi ini tersedia untuk Mac dan berjalan diam-diam di latar belakang. Ia membantu penggunanya melewati sistem deteksi yang biasanya mencegah peserta ujian membuka tab atau alat bantu lain. Versi Windows-nya sedang dalam tahap pengembangan.

> “Cluely mulai viral setelah aku upload video pas lagi pakai alat ini waktu interview di Amazon,” kata Lee kepada Decrypt. “Pas nyobain, aku sadar pengalaman pakainya menarik banget. Nggak ada yang pernah eksplorasi ide layar transparan yang bisa lihat layarmu, denger audionya, dan berperan kayak ‘pemain dua’ di komputermu.”

Bukan Sekadar Alat Curang, Tapi Eksperimen Interaksi Baru

Software proctoring biasanya digunakan sekolah dan perusahaan untuk menjaga integritas akademik dan proses rekrutmen, terutama secara online. Alat-alat ini mengawasi lewat webcam, membatasi browser, dan pakai AI untuk mendeteksi perilaku mencurigakan. Tapi Cluely dirancang untuk menyusup dan menghindari semua sistem pengawasan itu.

Awalnya dikembangkan supaya orang bisa pakai AI tanpa ketahuan, proyek ini sekarang sudah bertransformasi jadi sesuatu yang lebih ambisius dan kontroversial. Dengan slogan “Kami bantu orang menyontek,” Cluely adalah gabungan antara aksi viral, manifesto, dan bisnis sungguhan.

> “Dunia akan menyebut ini kecurangan. Tapi kalkulator juga dulu dianggap begitu. Spellcheck. Google. Setiap kali teknologi bikin kita lebih pintar, dunia panik. Lalu beradaptasi. Lalu lupa. Dan tiba-tiba itu jadi hal normal,” tulis situs Cluely.

Viral, Nyeleneh, dan Sengaja Memancing Perhatian

Lee kabarnya dikeluarkan dari Columbia University akhir bulan lalu karena merekam dan menyebarkan isi sidang disipliner yang terkait dengan penciptaan “Interview Coder.”

Sebuah klip Cluely viral hari Minggu lalu setelah menampilkan seorang pria yang menggunakan Cluely saat kencan untuk merespon dan menggali info dari media sosial pasangannya. Menurut Lee, itu bukan tujuan utamanya tapi cukup bikin heboh.

> “Itu nggak sengaja banget,” jelas Lee. “Dalam videonya ada semacam garis bercahaya yang seharusnya menggambarkan layar komputer. Kami pikir orang bakal sadar kalau itu cuma elemen visual.”

Lee bersikeras bahwa ini bukan cuma soal mengakali interview coding. Misi sebenarnya, katanya, adalah mengubah cara kita berinteraksi dengan mesin—mulai dari batas-batas etika yang paling sensitif.

> “Kami punya beberapa prinsip utama dalam perusahaan ini, dan yang paling penting adalah: distribusi adalah moats terakhir,” katanya. “Kalau AI berkembang seperti yang kami perkirakan, keunggulan teknologi nggak bakal bertahan lama. Yang paling penting adalah siapa yang bisa menarik perhatian terbanyak.”

“Buat kami, itu berarti harus sebisa mungkin viral—dan semoga nggak masuk penjara,” tambahnya.

Ketika AI Jadi Partner Nyontek Paling Canggih
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan