Jun 30, 2025

Harga Emas Naik di Tengah Ketidakpastian Tarif AS dan Kebijakan The Fed

Default Featured Image

Harga emas naik pada hari Selasa, didukung oleh permintaan aset safe-haven di tengah ketidakpastian terkait rencana tarif Presiden AS Donald Trump minggu depan yang berpotensi meningkatkan inflasi.

Harga emas spot naik 0,3% menjadi $3.021,88 per ons pada pukul 12:51 siang ET (17:51 GMT). Kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,3% di $3.025,90.

“Investor khawatir dengan kondisi dunia, terutama dengan kebijakan AS saat ini. Mereka membeli emas sebagai aset alternatif karena ada kekhawatiran bahwa pemerintah AS bisa menyebabkan resesi global,” kata Jeffrey Christian, managing partner CPM Group.

Sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, emas telah naik lebih dari 15% sepanjang tahun ini dan mencapai rekor tertinggi di $3.057,21 pada 20 Maret.

Dampak Kebijakan Trump dan The Fed

Trump mengatakan tidak semua tarif yang diancamkannya akan diberlakukan pada 2 April, dan beberapa negara mungkin mendapatkan pengecualian. The Financial Times melaporkan bahwa presiden AS itu sedang mempertimbangkan skema tarif dua tahap minggu depan.

Kebijakan tarif Trump diperkirakan akan membebani pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ketegangan perdagangan, dan mendorong inflasi lebih tinggi.

Sementara itu, Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan bahwa ia memperkirakan hanya akan ada satu kali pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada akhir tahun, setelah keputusan The Fed minggu lalu untuk mempertahankan suku bunga sambil mengisyaratkan kemungkinan pemotongan setengah poin pada tahun ini.

Investor kini menantikan data Personal Consumption Expenditures (PCE) AS yang akan dirilis pada hari Jumat untuk mencari petunjuk terkait kebijakan The Fed selanjutnya.

“Peluang pemotongan suku bunga tampaknya mulai berkurang, dan secara keseluruhan ini masih sangat bullish untuk emas sebagai logam inflasi … Saya memperkirakan level selanjutnya ada di sekitar $3.125,” kata Daniel Pavilonis, analis senior di RJO Futures.

Kinerja Logam Mulia Lainnya

Sementara itu, AS mengumumkan telah mencapai kesepakatan terpisah dengan Ukraina dan Rusia untuk memastikan navigasi aman di Laut Hitam serta menerapkan larangan serangan terhadap fasilitas energi di kedua negara tersebut.

Harga perak spot naik 1,9% menjadi $33,61 per ons, platinum naik 0,5% ke $978,15, dan palladium bertambah 0,4% ke $955,00.

Harga Emas Naik di Tengah Ketidakpastian Tarif AS dan Kebijakan The Fed
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan