Jun 30, 2025

DeFi Development Corp Targetkan $1 Miliar untuk Perluas Dominasi di Ekosistem Solana

Default Featured Image

Di tengah maraknya minat institusional terhadap ekosistem blockchain, DeFi Development Corp., perusahaan publik yang sebelumnya dikenal sebagai Janover Inc., resmi mengajukan rencana ambisius: mengumpulkan hingga $1 miliar melalui berbagai jenis sekuritas.

Langkah ini mempertegas sinyal kuat bahwa Solana kini menjadi pusat gravitasi baru dalam dunia keuangan terdesentralisasi.

Dalam dokumen yang diajukan ke U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) pada 25 April, DeFi Development Corp. merinci niatnya untuk menawarkan saham biasa, saham preferen, surat utang, waran, unit investasi, hingga hak beli sekuritas.

Pendanaan masif ini akan digunakan untuk memperkuat posisi strategis mereka di dalam ekosistem Solana yang terus berkembang pesat.

“Kami berada dalam misi jangka panjang untuk mengoptimalkan strategi treasury perusahaan berbasis Solana,” ujar juru bicara perusahaan, menegaskan dedikasi mereka terhadap blockchain yang dikenal karena kecepatan dan skalabilitasnya itu.

Manuver Agresif di Dunia Kripto

Sejalan dengan upaya pendanaan tersebut, DeFi Development Corp. baru saja memperbesar kepemilikan token Solana (SOL) mereka menjadi sekitar 317.273 SOL setara dengan $48,2 juta pada harga pasar saat ini.

Lonjakan investasi ini terjadi di saat banyak perusahaan masih berhati-hati terhadap aset kripto, menunjukkan bahwa DeFi Development Corp. mengambil jalur berani: berinvestasi langsung di jaringan yang mereka percaya sebagai masa depan DeFi.

Tak hanya mempertebal portofolio, perusahaan ini juga memperkuat fondasi internalnya. Baru-baru ini mereka menunjuk Fei “John” Han sebagai Chief Financial Officer dan Dan Kang sebagai Head of Investor Relations.

Keduanya membawa pengalaman keuangan kelas dunia, memperjelas bahwa ekspansi DeFi Development Corp. bukan hanya bersandar pada teknologi, tetapi juga pada kepemimpinan yang solid dan visioner.

Solana Primadona Baru Investasi Kripto?

Bagi Solana sendiri, langkah DeFi Development Corp. ini menjadi validasi penting. Setelah sempat terpukul oleh insiden FTX pada 2022, Solana bangkit cepat dan kini menjadi salah satu ekosistem blockchain paling aktif, melampaui Ethereum dalam beberapa metrik volume transaksi harian.

Beberapa analis melihat ini sebagai bagian dari tren yang lebih besar: migrasi modal institusional ke ekosistem yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih skalabel. Dengan adopsi korporasi seperti DeFi Development Corp., Solana makin memperkokoh dirinya bukan hanya sebagai “Ethereum Killer”, tetapi sebagai alternatif utama untuk inovasi finansial global.

“Ini bukan hanya tentang membeli SOL. Ini tentang membangun treasury korporat generasi baru di atas infrastruktur blockchain yang sebenarnya siap untuk penggunaan massal,” kata seorang analis senior di Digital Asset Research.

Apa Berikutnya?

Pengajuan pendaftaran ke SEC memungkinkan DeFi Development Corp. untuk melakukan penawaran sekuritas secara fleksibel dalam jangka waktu tertentu, tergantung pada kondisi pasar.

Ini memberi mereka keunggulan strategis untuk bergerak cepat saat peluang muncul baik untuk ekspansi internal, akuisisi strategis, atau pengembangan produk baru berbasis Solana.

Dengan dunia keuangan tradisional dan dunia kripto yang semakin saling mendekat, langkah DeFi Development Corp. ini menandai sebuah babak baru: era di mana perusahaan publik tidak hanya memanfaatkan blockchain, tetapi membangun identitas finansial mereka di atasnya.

Satu hal pasti: di tengah ketidakpastian makroekonomi global, perusahaan-perusahaan berani seperti DeFi Development Corp. sedang bertaruh besar bahwa blockchain seperti Solana bukan lagi eksperimen melainkan fondasi masa depan keuangan global.

DeFi Development Corp Targetkan $1 Miliar untuk Perluas Dominasi di Ekosistem Solana
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan