Jun 30, 2025

BlackRock Borong $1 Miliar Bitcoin, Tegaskan Dominasi di Pasar ETF

Default Featured Image

Pada 28 April 2025, BlackRock kembali mengingatkan siapa yang berkuasa di dunia ETF Bitcoin. Tanpa banyak sorotan, iShares Bitcoin Trust (IBIT) miliknya memborong Bitcoin senilai hampir $970 juta hanya dalam satu hari.

Angka ini jadi arus masuk terbesar kedua sepanjang sejarah IBIT, hanya kalah dari rekor sebelumnya di bulan November lalu yang mencapai $1,12 miliar. Dengan pembelian ini, BlackRock kini menguasai lebih dari 50% pangsa pasar ETF Bitcoin.

Total aset yang dikelola oleh IBIT kini mencapai lebih dari $56 miliar atau sekitar 3% dari total suplai Bitcoin. Satu dana, dikelola oleh manajer aset terbesar dunia, memegang Bitcoin sebanyak itu… cukup untuk bikin banyak pelaku lama di dunia kripto mulai pasang mata.

Dinamika Pasar ETF Bitcoin dan Ketertarikan Institusi

Sementara BlackRock sibuk menambah cadangan, mayoritas ETF Bitcoin spot lainnya di AS justru stagnan atau bahkan mencatat arus keluar pada hari yang sama. Kontras ini bikin banyak pihak bertanya-tanya: apa yang dilihat BlackRock, yang tidak dilihat oleh yang lain?

Beberapa analis menilai bahwa ini semua soal strategi dan timing. Aksi beli besar seperti ini dianggap memberi dukungan struktural bagi harga Bitcoin. Ketika institusi sebesar BlackRock masuk pasar, mereka ikut menciptakan “lantai harga” alias batas bawah yang membuat harga tidak mudah jatuh. Di pasar kripto yang terkenal fluktuatif, stabilitas seperti ini sangat berharga.

Samara Cohen, CIO untuk ETF dan Investasi Indeks di BlackRock, juga sempat mengatakan bahwa para klien institusional saat ini sangat fokus pada Bitcoin. Wajar saja. Di tengah ketidakpastian pasar soal suku bunga, inflasi, dan tensi global, Bitcoin mulai dilihat sebagai aset jangka panjang, bukan sekadar spekulasi sesaat.

Harga Bitcoin Tetap Stabil di Tengah Aksi Besar

Yang menarik, meskipun BlackRock menggelontorkan hampir $1 miliar dalam sehari, harga Bitcoin justru tetap tenang di kisaran $95.000. Tidak ada lonjakan drastis, yang menunjukkan bahwa pasar kini jauh lebih matang dibanding beberapa tahun lalu.

Token besar lain seperti Ethereum dan Cardano juga mengalami sedikit kenaikan. Ini menandakan bahwa kepercayaan di pasar kripto masih terjaga, walau belum ada euforia besar.

Melihat ke Depan

Langkah BlackRock kali ini bukan sekadar pamer kekuatan. Ini adalah sinyal bahwa investor institusi benar-benar serius dan terus menambah posisi mereka di Bitcoin, bahkan saat ETF lain mulai goyah.

Buat kamu yang udah lama pegang atau masih menunggu di pinggir lapangan, satu hal jelas: persaingan ETF Bitcoin makin panas, dan BlackRock saat ini memimpin. Pertanyaannya sekarang, siapa yang akan menyusul dan seberapa cepat permainan ini berubah?

BlackRock Borong $1 Miliar Bitcoin, Tegaskan Dominasi di Pasar ETF
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan