Jun 30, 2025

Bitcoin Yang Dimiliki Oleh Perusahaan Publik Naik 16% di Q1

Default Featured Image

Menurut laporan dari Bitwise, jumlah Bitcoin yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan publik meningkat sebesar 16,1% selama kuartal pertama tahun 2025.

Hingga akhir kuartal pertama, total kepemilikan Bitcoin perusahaan-perusahaan ini mencapai sekitar 688.000 BTC, setelah penambahan sebanyak 95.431 BTC sepanjang periode tersebut. Nilai keseluruhan aset Bitcoin yang dimiliki pun naik sekitar 2,2%, menjadi sekitar $56,7 miliar, dengan harga rata-rata per koin sekitar $82.445.

Bitwise juga melaporkan bahwa jumlah perusahaan publik yang kini menyimpan Bitcoin bertambah menjadi 79, dengan 12 perusahaan di antaranya baru mulai membeli Bitcoin di kuartal pertama.

Salah satu pembeli baru terbesar adalah perusahaan konstruksi asal Hong Kong, Ming Shing, melalui anak usahanya Lead Benefit. Mereka membeli 833 BTC sepanjang kuartal, dimulai dari 500 BTC pada Januari dan tambahan 333 BTC pada Februari.

Rumble, platform video alternatif yang populer di kalangan sayap kanan, tercatat sebagai pembeli baru terbesar kedua dengan pembelian 188 BTC pada pertengahan Maret.

Perusahaan investasi asal Hong Kong, HK Asia Holdings Limited, juga masuk sebagai pembeli baru, meski hanya membeli satu BTC pada Februari. Menariknya, pengumuman ini langsung berdampak besar pada saham mereka yang melonjak hampir dua kali lipat dalam satu hari perdagangan.

Di sisi lain, Metaplanet, perusahaan investasi asal Jepang, melaporkan pada 14 April bahwa mereka telah membeli tambahan 319 BTC dengan harga rata-rata 11,8 juta yen (sekitar $82.770) per koin. Total kepemilikan mereka kini mencapai 4.525 BTC, senilai sekitar $383,2 juta. Namun, perusahaan ini telah menggelontorkan dana hingga 58,145 miliar yen atau hampir $406 juta untuk seluruh pembeliannya.

Saham Metaplanet tercatat turun 0,5% pada sesi siang 15 April di Bursa Tokyo, setelah sebelumnya naik 3,71% pada 14 April. Dengan pembelian terbarunya, Metaplanet kini berada di posisi kesepuluh dalam daftar perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, tepat di bawah Block, Inc. milik Jack Dorsey yang memegang 8.485 BTC.

Saat ini, harga Bitcoin diperdagangkan di sekitar $84.440 dan masih stabil dalam 24 jam terakhir. Sejak 31 Maret, harga BTC telah menguat sekitar 2,3% setelah sebelumnya sempat turun di bawah $75.000 akibat kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.

Bitcoin Yang Dimiliki Oleh Perusahaan Publik Naik 16% di Q1
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan