Jun 30, 2025

Audit Segera Dirilis, Cardano Diterpa Isu Dana Pra-Penjualan Tak Transparan

Default Featured Image

Komunitas Cardano sedang berada di titik krisis kepercayaan. Pendiri proyek, Charles Hoskinson, menghadapi tudingan serius soal dugaan penggelapan lebih dari 318 juta ADA dari dompet pra-penjualan yang tidak pernah diklaim sejak 2017.

Tuduhan yang disebarkan oleh pengguna media sosial dengan nama Masato Alexander itu telah memicu perdebatan panas dan reaksi emosional langsung dari Hoskinson.

Dalam unggahan tanggal 18 Mei di platform X (dulu Twitter), Hoskinson menyebut tuduhan ini sebagai “sangat personal dan merusak.” Ia bahkan mengakui bahwa kepercayaannya terhadap sebagian komunitas Cardano kini goyah.

“Selama satu dekade saya berada di garis depan. Tapi jika saya tak lagi mendapatkan ‘benefit of the doubt’ tanpa bukti kuat sebaliknya, berarti koneksi saya dengan sebagian orang tidak seperti yang saya kira,” tulisnya.

Protokol, MIR, dan Dana yang Tak Kembali

Kisah ini berakar pada pembaruan protokol Cardano Desember 2020, yang memperkenalkan fungsi untuk mengalihkan ADA tak diklaim dari dompet pra-penjualan ke cadangan jaringan. Alexander menuduh bahwa transaksi Move Instantaneous Rewards (MIR) digunakan untuk mengalihkan dana tersebut tanpa transparansi, dan tanpa pemberitahuan kepada pemilik voucher asli.

Hoskinson membantah keras. Ia menekankan bahwa 99,8% voucher ADA telah berhasil ditebus, dan sisa 0,2% yang telah melewati tenggat 7 tahun sesuai aturan protokol disumbangkan ke Intersect, badan koordinasi industri Cardano.

Ia juga berjanji akan mempublikasikan laporan audit eksternal yang mendokumentasikan proses redeem dan alur dana secara transparan.

Audit, Gugatan, dan Serangan Balik

Hoskinson tidak tinggal diam. Ia menyatakan bahwa tim hukum IOG (Input Output Global) sedang menyiapkan langkah hukum terhadap pihak yang menyebarkan tuduhan. Ia juga berencana mengirim surat resmi kepada tokoh-tokoh terkait untuk meminta pencabutan tuduhan dan permintaan maaf.

Namun Alexander tetap menolak narasi tersebut. Ia mengutip pernyataan Intersect yang menyebut hanya menerima $7 juta sepanjang 2024 jauh dari perkiraan nilai $600 juta ADA yang dipermasalahkan.

Ia juga menyoroti tidak adanya audit publik lengkap yang melacak arus dana secara terperinci.

Cardano Foundation dan Emurgo Angkat Bicara

Krisis ini tak hanya mengguncang Hoskinson secara pribadi, tapi juga menyeret dua entitas besar di ekosistem Cardano: Cardano Foundation dan Emurgo.

Dalam pernyataan resmi 19 Mei, Cardano Foundation menegaskan bahwa sejak 2021, mereka tidak lagi mengelola langsung proses redeem voucher ADA. Mereka hanya menerima pembaruan umum, tanpa akses ke rincian akuntansi transaksi.

Sementara itu, Emurgo, cabang komersial Cardano, membela IOG dengan menyatakan bahwa proses redeem selama tujuh tahun telah melibatkan verifikasi KYC, investigasi pihak ketiga di Jepang, dan berbagai kampanye penjangkauan pengguna.

Mereka juga menegaskan bahwa fork Shelley membuat ADA yang tak ditebus menjadi tidak dapat digunakan, sehingga perlu dipindahkan agar masih bisa ditebus oleh pemilik sahnya.

Lebih dari Sekadar Tuduhan Soal Kepercayaan, Transparansi, dan Masa Depan Proyek

Kontroversi ini menyoroti betapa pentingnya governance dan transparansi dalam proyek blockchain berskala besar. Di saat adopsi kripto semakin meningkat, peristiwa seperti ini dapat menggerus keyakinan investor ritel maupun institusional.

Hoskinson sendiri kini memilih untuk mengurangi interaksi langsung di media sosial, dan menyerahkan akunnya kepada tim media. Suatu keputusan yang menggambarkan bagaimana dampak psikologis tuduhan tanpa bukti bisa sangat berat, bahkan bagi tokoh sekaliber dia.

Audit Menjadi Kunci, Tapi Luka Sudah Terbuka

Audit independen yang dijanjikan akan menjadi ujian akhir: apakah ada manipulasi sistematis atau hanya miskomunikasi protokol?

Dalam dunia yang menjunjung desentralisasi, kepercayaan publik adalah mata uang yang paling mahal. Dan bagi Cardano, yang selama ini membanggakan tata kelola berbasis akademik dan kode sumber terbuka, kasus ini bisa menjadi pelajaran paling mahal tentang pentingnya dokumentasi, komunikasi, dan akuntabilitas.

Audit Segera Dirilis, Cardano Diterpa Isu Dana Pra-Penjualan Tak Transparan
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan