Des 11, 2021

Ini Dia Cara Investasi Saham, Risiko, serta Keuntungannya

Ini Dia Cara Investasi Saham, Risiko, serta Keuntungannya

Banyak pakar keuangan yang bilang kalau idealnya kita menyisihkan 10 persen dari penghasilan untuk berinvestasi. Investasi ini bisa dalam bentuk apa saja, mulai dari emas, deposito, sampai investasi saham. Meskipun risiko relatif tinggi, kamu bisa dapat potensi keuntungan yang lebih besar lewat saham dibandingkan dengan instrumen lainnya. Nggak heran, banyak yang penasaran bagaimana cara investasi saham yang benar.

Sebelum mulai terjun menjadi investor saham, tentunya kamu harus paham dulu bagaimana cara kerja serta risiko yang akan dihadapi dalam investasi saham. Yuk, simak bahasannya berikut ini!

Apa itu saham?

Saham adalah sebuah bukti kepemilikan terhadap perusahaan dalam proporsi tertentu. Orang yang membeli saham berarti telah memberikan modal untuk keperluan perusahaan, sehingga berhak mendapatkan kepemilikan perusahaan tersebut sesuai dengan proporsi dana yang ia berikan. 

Alasan memilih investasi saham

Ada banyak pilihan instrumen investasi yang ada di pasaran, jadi apa yang membuat investasi di saham lebih unggul? Berikut penjelasannya.

Potensi pengembalian yang lebih tinggi

Berdasarkan pertumbuhan index NASDAQ dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, berinvestasi di saham Amerika Serikat berpotensi memberikan imbal hasil di kisaran 14 persen per tahun. Ini berlaku untuk investor konservatif. Kalau kamu tergolong investor agresif dan rajin melakukan trading, kamu bisa dapat untung 20 persen dalam waktu 1 bulan saja! Persentase ini jauh lebih besar daripada bunga deposito (4-5 persen per tahun) atau kenaikan harga emas (11-12 persen). Namun, untuk mendapatkan keuntungan seperti itu prosesnya tidak instan. Kamu perlu banyak mempelajari cara analisis fundamental maupun teknikal saham. 

Bisa dapat untung dari jual beli dan dividen

Sebagai investor saham, kamu tidak hanya akan mendapatkan keuntungan dari pertambahan nilai saham, tapi juga dividen. Apa itu dividen? Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada seluruh investor, dengan besaran proporsional dengan harga saham yang dimiliki investor. Pembagian dividen ini umumnya dilaksanakan setiap tahun. Menarik, kan?

Relatif tumbuh positif dalam jangka panjang

Perusahaan terus bertumbuh tiap tahunnya. Manajemen punya target omset yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Makanya, wajar kalau harga saham perusahaan berpotensi tumbuh positif dalam jangka panjang. Jika kamu berminat jadi value investor, pastikan analisa laporan keuangan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Cek seberapa jauh perusahaan sudah bertumbuh.

Bisa dicairkan dalam waktu kurang dari seminggu

Meskipun harga saham fluktuatif, sebenarnya kamu bisa mencairkannya kapan saja (di hari kerja). Tentunya, nilai yang bakal kamu dapatkan bergantung pada harga saham saat itu. Di bursa, perdagangan saham dilakukan lewat proses penawaran dan permintaan. Nah, kalau kamu menjual saham dengan harga sama atau di bawah harga saham saat itu, kemungkinan besar saham kamu akan langsung terjual karena transaksi di bursa terjadi dalam hitungan detik. Jika uang sudah masuk ke rekening RDN, kamu perlu menunggu sekitar 3 hari kerja.

Risiko investasi saham

Ada beberapa risiko dalam berinvestasi saham yang perlu kamu pahami sebelum terjun menjadi investor, yaitu:

Fluktuasi harga

Kendati harga saham secara jangka panjang relatif naik, kamu harus siap dengan pergolakan harga dalam jangka pendek. Hal ini wajar terjadi karena ada banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu performa perusahaan, minat investor terhadap saham, kondisi sosio-politik, hingga kebijakan pemerintah. Jadi, pastikan kamu berinvestasi dengan dana dingin (tabungan yang tidak akan kamu perlukan dalam jangka pendek), sehingga ketika harga saham sedang turun, kamu bisa menunggunya sampai naik lagi.

Risiko rugi sesuai dengan risiko keuntungan

Potensi untung dalam saham selalu sebanding dengan potensi kerugiannya. Jika emas dan deposito punya risiko yang sangat kecil atau bahkan tidak ada, risiko kerugian di saham masuk ke kategori tinggi. 

Risiko perusahaan bangkrut

Apabila perusahaan yang kamu beli bangkrut, maka akan dilikuidasi. Secara teori, seharusnya investor mendapat bagian juga. Namun realitanya investor publik akan kehilangan uang karena secara hukum sulit untuk menyatakan sebuah perusahaan bangkrut.

Cara investasi saham dan memilih sekuritas

Gimana, sudah mulai tertarik berinvestasi saham? Selain investasi saham di Indonesia, kamu juga bisa lho membeli saham dari luar negeri (Amerika Serikat). Begini langkahnya.

1. Pilih broker internasional

Pilih broker internasional yang aplikasinya bisa kamu unduh lewat App Store atau Play Store. Nanovest adalah salah satu broker yang bagus dan tepercaya, di mana kamu bisa mendapatkan lebih dari 2000 pilihan saham luar negeri hanya dengan modal awal mulai dari Rp5 ribu

2. Buka rekening

Setelah itu, kamu akan diminta untuk membuka rekening. Isikan data diri yang diminta untuk proses KYC.

3. Setor dana

Jika akun kamu sudah berhasil dibuat, mulai setor dana modal investasi ke rekening kamu. Pastikan dana yang kamu setor adalah uang dingin, ya!

4. Melakukan transaksi

Sekarang, kamu sudah bisa mulai bertransaksi saham. Sebelumnya, lakukan riset terlebih dahulu seputar kinerja keuangan perusahaan dan pantau juga beritanya di kanal berita.

Analisis fundamental dan teknikal

Cara investasi saham yang benar adalah dengan melakukan analisis fundamental dan teknikal agar terhindar dari “berjudi”. Analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor fundamental sebuah perusahaan, yaitu laporan keuangan dan kinerja bisnisnya. Sementara itu, analisis teknikal adalah analisis terhadap sejarah harga saham perusahaan yang kamu incar.

Dua metode ini bisa kamu gunakan sekaligus. Namun, umumnya seorang value investor atau investor jangka panjang lebih banyak melakukan analisis fundamental. Berbeda dengan seorang trader atau “pedagang saham” yang lebih fokus menganalisis historikal harga saham. 

Ini Dia Cara Investasi Saham, Risiko, serta Keuntungannya
by Nona dari Nanovest

0 comments


Artikel lainnya