Saat memasuki atau mempelajari pasar saham, kamu bakal melihat harga saham yang selalu berubah atau bergerak dalam kurun yang sangat pendek. Nah, sifat fluktuasi ini tentunya didorong oleh berbagai hal; salah satunya adalah hukum permintaan dan penawaran. Apa, sih, maksudnya? Yuk, cari tahu ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini!
Pengertian hukum permintaan dan penawaran
Dalam ilmu ekonomi, hukum permintaan menyatakan bahwa tingkat permintaan (keinginan) suatu produk atau komoditas akan menurun ketika harga produk atau komoditas itu naik. Sementara itu, hukum penawaran (ketersediaan) menyebut bahwa tingkat penawaran suatu produk atau komoditas akan meningkat ketika harga produk atau komoditas itu naik.
Jadi, hukum permintaan dan penawaran itu menjelaskan tentang hubungan antara keinginan dan ketersediaan pasar akan suatu produk atau komoditas. Bila keinginan lebih tinggi daripada ketersediaan, maka harga naik. Namun bila ketersediaan lebih tinggi daripada keinginan, maka harga turun.
Bagaimana permintaan dan penawaran mempengaruhi pasar saham?
Seperti yang sudah disebutkan di awal, hukum permintaan dan penawaran adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pasar saham—atau pergerakan sebuah saham dari waktu ke waktu. Fenomena ini bisa terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara tingkat keinginan dan ketersediaan jumlah lembar saham yang beredar di pasar.
Contoh kasusnya seperti ini: perusahaan atau emiten A memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik. Secara alami, keinginan investor untuk memiliki lembar saham emiten A itu akan meningkat. Namun di saat yang sama, jumlah saham emiten A yang beredar di pasar tidak mengalami penambahan. Alhasil, harga saham tersebut akan naik lantaran keinginan lebih tinggi daripada ketersediaan.
Hal di atas berlaku juga untuk sebaliknya. Andaikata emiten A mengeluarkan lembar saham baru untuk mengatasi tingginya permintaan pasar, jumlah sahamnya yang beredar di pasar akan bertambah banyak. Jika ketersediaan sudah mencukupi atau malah melebihi keinginan pasar, tentunya harga saham tersebut akan turun dengan sendirinya.
Contoh kasus di atas, sebetulnya, dapat terjadi bukan hanya karena adanya laporan kinerja perusahaan yang baik serta aksi penambahan jumlah saham dalam bursa oleh emiten. Pasalnya, ada unsur-unsur pendukung lain yang mendorong permintaan dan penawaran suatu saham dalam bursa, yaitu: data ekonomi, tingkat suku bunga, serta emiten membeli kembali (buy back) saham emiten yang ada dalam bursa.
Faktor lain yang mempengaruhi pergerakan pasar saham
Lantas, apa sajakah faktor lain yang akan mempengaruhi pergerakan pasar saham? Kalau mengutip laman Investopedia, 3 faktor utama lainnya adalah regulasi pemerintah, transaksi internasional, serta spekulasi dan ekspektasi.
1. Regulasi pemerintah
Regulasi suatu pemerintahan, terutama yang memiliki hubungan multilateral dengan banyak negara, punya andil yang cukup besar terhadap pergerakan pasar saham. Satu contoh kasus riil baru-baru ini adalah kenaikan suku bunga oleh The Fed—bank sentral Amerika Serikat—yang membuat jumlah investor berkebangsaan Amerika menarik diri dari pasar saham negara lain (seperti Indonesia) untuk berinvestasi di negaranya sendiri.
Alhasil, ketersediaan saham dalam bursa yang ditinggalkan oleh mereka jadi lebih banyak daripada keinginan investor. Pada akhirnya, harga-harga saham dalam bursa itu pun menurun.
Di samping kenaikan suku bunga, regulasi pemerintah juga dapat berupa penurunan suku bunga, peningkatan atau penyusutan belanja negara, juga penaikan atau penurunan pajak.
2. Transaksi internasional
Transaksi internasional berbentuk pertukaran uang dengan barang atau jasa antara satu negara dengan negara lainnya. Apabila suatu negara terus-terusan membeli komoditas dari negara lain, tentu uang yang keluar dari negara itu akan semakin banyak. Hal ini akan membuat ekonomi dan mata uang negara tersebut melemah.
Sebaliknya bila negara itu terus-terusan mengekspor komoditas ke negara lain, uang yang masuk ke kas negara tersebut akan semakin banyak. Alhasil, ekonomi dan mata uang negara tersebut menguat. Jika ekonomi suatu negara positif, permintaan akan saham dalam bursa negara itu tentu akan mengarah ke arah positif atau meningkat juga.
3. Spekulasi dan ekspektasi
Konsumen, investor, politisi, hingga pengusaha punya pandangan dan harapan yang berbeda-beda tentang ekonomi sebuah negara di masa depan. Tindakan masing-masing dari mereka itulah yang membentuk spekulasi dan ekspektasi dalam sistem keuangan.
Untuk urusan saham atau investasi, orang-orang itu biasanya akan menggunakan analisis fundamental atau teknikal sebagai pegangan tindakan atau aksinya di masa yang akan datang. Kalau hasil analisis mereka memperlihatkan angka positif, tentu mereka akan memiliki keinginan yang tinggi terhadap saham-saham dalam bursa negara tersebut.
Jadi, seperti itulah cara hukum permintaan dan penawaran bisa mempengaruhi pasar saham. Semoga setelah ini kamu semakin mahir mengambil keputusan investasi dalam bursa, ya! Kalau kamu ingin coba masuk ke pasar saham global, kamu bisa pakai aplikasi Nanovest saja. Caranya mudah banget, kok! Kamu cukup download aplikasinya di Play Store atau App Store kemudian register akunmu. Selanjutnya, kamu tinggal memilih saham-saham market global yang kamu inginkan, deh!
Referensi:
https://www.investopedia.com/terms/l/law-of-supply-demand.asp
https://www.investopedia.com/terms/l/lawofsupply.asp
https://www.cityindex.com/en-uk/news-and-analysis/supply-and-demand-in-financial-markets/
https://www.investopedia.com/articles/trading/09/what-factors-create-trends.asp
0 comments