Weekly Insight – Week l Mei 2023

Current News

 

Oleh Nanovest Research & Strategy Team

 

1. Suku Bunga The Fed 5%-5.25%

The Federal Reserve (bank sentral AS) menaikkan suku bunga 25 basis points (bps) menjadi 5%-5,25%. Tingkat suku bunga ini adalah yang tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Sebagai perbandingan, Maret 2022 tingkat suku bunga hampir mencapai 0%. Langkah The Fed ini adalah upaya untuk menekan laju inflasi AS yang mulai melonjak sejak awal 2022. Inflasi AS memang mulai naik sejak pertengahan 2021, namun pemerintah AS dan The Fed waktu itu sepakat lonjakan inflasi hanya sementara.

Tingkat suku bunga yang tinggi tentunya menambah biaya bunga pinjaman baik institusi dan perorangan yang kemudian akan mengurangi konsumsi. Agregat kenaikan suku bunga sampai 500 bps ini, termasuk lonjakan suku bunga yang sangat tinggi, memang efektif untuk menurunkan tingkat inflasi namun bukan tanpa tumbal. Ekonomi AS dihadapkan akan kekhawatiran resesi. Bahkan dalam 2 bulan terakhir kita melihat 3 bank besar AS harus gulung tikar.

Memang dalam kondisi saat ini, risiko resesi terlihat tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya. Ekonomi AS masih tumbuh positif dalam 3 periode (kuarter) sebelumnya. Jerome Powell, Ketua The Fed, juga mengisyaratkan adanya perlambatan agresivitas kebijakan suku bunga di tahun 2023 ini. Tentunya hal ini dengan melihat kondisi ekonomi lain seperti data pekerjaan AS dan beberapa item inflasi. Powell menambahkan, langkah The Fed ini sudah berada di jalur yang benar, setidaknya ada kemungkinan untuk ‘strategic pause’. Hal ini menurunkan kegelisahan pasar. Pasar menaruh harapan pada pertemuan FOMC berikutnya pada 14 Juni untuk melihat kebijakan sebelumnya. Pekan depan, 10 Mei, laporan inflasi April 2023 akan dirilis.

 

2. JPMorgan Beli Aset First Republic Bank

Setelah bertahan sedikit lebih lama dari Silicon Valley Bank dan Signature Bank, First Republic Bank akhirnya harus berhenti beroperasi sebagaimana diumumkan oleh FDIC dan otoritas perbankan negara bagian California. Sebagian besar aset First Republic Bank, senilai $93,5 milyar, akan dijual ke JPMorgan Chase & Co. JPMorgan sendiri membayar FDIC sebesar $10,6 milyar untuk perjanjian jual beli ini.

Langkah cepat JPMorgan ini dinilai mampu menekan gelombang kejut kedua di industri perbankan AS tahun ini. Kolapsnya First Republic Bank ini menjadi bank dengan aset terbesar kedua dalam sejarah perbankan AS, melebihi Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

First Republic Bank dinilai pasar memiliki banyak kesamaan dalam hal profil risiko dibandingkan dengan Silicon Valley Bank.

Berbagai sumber juga menyebutkan JPMorgan telah mengakuisisi beberapa karyawan eks Silicon Valley Bank, kemungkinan besar JPMorgan akan masuk dalam pembiayaan industri teknologi sepeninggal SVB. Saat ini bank besar yang masuk ke dalam pembiayaan sektor teknologi adalah Morgan Stanley dan Goldman Sachs.

 

3. Notable Stocks

  • Uber melaporkan pendapatan Q1 2023 sebesar $8,82 milyar, angka ini melebihi ekspektasi pasar berdasarkan Refinitiv sebesar $8,72 milyar. Pendapatan Uber ini meningkat 29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Walaupun belum mampu mendapatkan laba, rugi Uber pada Q1 2023 berada pada angka $157 juta, jauh menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berada pada $5,9 milyar. CEO Uber, Dara Khosrowshahi, mengatakan Uber menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan akurasi perjalanan sehingga lebih efisien dari segi biaya.

 

  • Perusahaan energi raksasa dari Inggris, BP, melaporkan laba sebesar $4,96 milyar pada Q1 2023. Angka ini meningkat dibandingkan periode sebelumnya (Q4 2022) yang berada pada $4,8 milyar. Jika dibandingkan Q1 2022 yang berada pada $6,2 milyar, laba BP menurun akibat penurunan harga minyak mentah dunia dibandingkan awal tahun lalu. BP juga mengumumkan akan melakukan buyback pada Q2 2023 sebesar $1,75 milyar. Angka ini menurun dibandingkan Q1 2023 yang berada pada $2,75 milyar.

 

  • Penyedia layanan pendidikan online Chegg merasa khawatir dengan perkembangan teknologi AI. Mega disrupsi teknologi kecerdasan buatan menyasar ke semua industri salah satunya pada layanan pendidikan jarak jauh. Sayangnya pada industri ini dampaknya negatif. CEO Chegg, Dan Rosensweig, mengatakan pengaruh AI terhadap Chegg begitu kentara pada Q2 2023 ini. Chegg memperkirakan pendapatan Q2 2023 berkisar pada $175 juta – $178 juta, berada jauh dari konsensus yang berada pada $193 juta. Pendapatan Chegg pada Q1 2023 sebesar $188 juta di mana angka ini berada di atas ekspektasi pasar sebesar $185 juta. Morgan Stanley menurunkan target harga saham Chegg (CHGG) ke $12 per lembar saham dari $18. Jeffries juga mendowngrade CHGG ke ‘hold’ dari rating ‘buy’. Mengakali hal ini, Chegg mengumumkan akan mengembangkan teknologi AI sendiri berkolaborasi dengan OpenAI. Proyek AI Chegg ini dinamakan CheggMate. Saat ini CHGG diperdagangkan pada $9,44 (Rp 138.642).

 

  • Morgan Stanley memperkirakan pasar PC sudah cukup dalam sehingga terbuka lebar untuk rebound. Beberapa produsen PC seperti Dell Technologies, Lenovo, Asus dan Acer diperkirakan akan kembali berkinerja baik di pasar saham. Morgan Stanley mengupgrade DELL ke ‘overweight’ dari ‘equal weight’. 

 

  • Pengobatan donanemab dari perusahaan farmasi Eli Lilly dilaporkan teruji klinis untuk memperlambat efek penyakit Alzheimer. Saat ini Eli Lilly sedang mengajukan izin edar dari otoritas peredaran makanan dan obat-obatan AS, FDA. Sebelumnya FDA telah mengizinkan peredaran Leqembi, produksi Eisai dan Biogen.Penderita penyakit Alzheimer di AS mencapai 6 juta orang. Umur 65 tahun ke atas merupakan penyumbang penderita terbesar yang berkisar antara 1,7 juta – 2 juta orang. Penyakit Alzheimer mulai dikenal publik setelah petinju legendaris AS, Muhammad Ali, terserang gejala tremor yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer. 

 

  • Starbucks mengumumkan pendapatan Q1 2023 sebesar $8,72 milyar dengan eps $0,74. Perkiraan pasar pendapatan dan eps Starbucks berada pada $8,4 milyar dan $0,65. Namun pergerakan SBUX justru memerah. Ditenggarai pendapatan Starbucks ini hanya positif dari penjualan di Tiongkok, sementara dari domestik AS sendiri penjualan Starbucks masih diragukan investor.

 

  • Operator berbagai restoran cepat saji, Yum Brands, mengumumkan pendapatan sebesar $1,65 milyar dan eps $1,06. Perkiraan Refinitiv pendapatan Yum Brands sebesar $1,62, namun eps yang lebih kecil yaitu $1,13. Beberapa restoran cepat saji yang bernaung di bawah Yum Brands antara lain: KFC, Pizza Hut, dan Taco Bell. Prospek KFC sendiri di AS kurang baik, namun masih ditopang kinerja KFC di kawasan Asia.

 

Weekly Top Movers

Gainers

ImmunoGen Inc (IMGN) +206,71%

Nano-X Imaging (NNOX) +134,91%

Midwest Holding (MDWT) +86,48%

 

Losers

PacWest Bancorp (PACW) -70,79%

Enviva Partners LP (EVA) -67,13%

Western Alliance (WAL) -52,13%


Technical Analysis – U.S Stocks

Frederick Marvel – [email protected]

 

Important News:

 

1. Federal Reserve Fund Rate

Setelah mengalami kenaikan 25bps bulan Maret lalu, kita dihadapkan dengan kenaikan lanjutan sebanyak 25bps. Sesuai dengan forecast resmi, kenaikan 25bps ini menimbulkan gejolak di market US dan Global. Krisis perbankan yang terus berlanjut dan juga Debt Ceiling yang bisa membuat US gagal bayar hutang, dan juga ketidaksinkronan President Biden dan juga Parliament dapat menimbulkan resesi atau gejolak market yang cukup parah di tahun ini.

 

2. S&P500

Secara teknikal, usaha dari S&P500 untuk menembus supply yang menentukan arah trend major S&P500 telah gagal karena berita kenaikan suku bunga Federal Reserve kemarin malam. Kali ini S&P500 berada di zona sidewaysnya dengan support di level 4037 dan 4123, dan juga di supply 4150. Jika salah satu area ini di break, maka bisa jadi itu penentu pergerakan indeks S&P500 kedepannya.

 

3. NAS100

Berbeda dengan S&P500, Nasdaq membentuk pola retest pada bullish flag yang di breakout. Indeks Nasdaq cenderung positif sedangkan S&P500 masih dalam zona konsolidasi. Ada beberapa ETF yang cocok untuk mengantisipasi kenaikan NASDAQ.

 

STOCK PICK

 

1. QQQ – BUY

QQQ adalah ETF yang diterbitkan ProShares untuk mengantisipasi gerakan Nasdaq dengan leveraged 3x. ETF ini sangat likuid karena di backup dengan market maker dan juga AUM yang tinggi. Sesuai forecast Nasdaq diatas, ada peluang Nasdaq akan naik ke level supply 13600 untuk menyelesaikan secondary pattern. Tetap kalkulasi resiko anda sebelum trading. 

Price: 4657000

Take Profit: 5242500 (12.5%)

Stop Loss: 4470000 (4%)

 

2. General Motors – BUY & HOLD

Masih dengan peluang yang sama dengan forecast sebelumnya, Walaupun terdesak oleh kenaikan suku bunga, General motors tidak menunjukan breakdown pola yang kita harapkan. Peluang BUY General Motors masih ada dengan detail sebagai berikut:

Price: 485649

Take Profit: 774890 (60%)

Stop Loss: 433698 (10%)

 

3. JP Morgan – BUY

Walau industri bank di Amerika Serikat sedang tertekan, JP Morgan bisa dibilang merupakan bank yang sangat kuat dan didukung penuh oleh pemerintah AS. baru saja JP Morgan mengakuisisi bank bermasalah yaitu First Republic Bank. Secara teknikal, JP Morgan akan menutup gap dulu di 1901000 baru akan menentukan arah gerak kedepannya. Spekulasi BUY dapat dilakukan di area tersebut.

Price: 1909500 

Take Profit: 2095600 (9,7%)

Stop Loss: 1859500(2.6%)

 

 

Weekly Insight – Week l Mei 2023
by Nona dari Nanovest

0 comments


Artikel lainnya