Perdagangan aset kripto Indonesia rencananya bakal diatur pemerintah. Caranya adalah dengan membentuk bursa kripto. Kabar ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga pada tanggal 25 Oktober 2021 lalu. Pemerintah menilai perdagangan aset kripto memiliki potensi dan nilai yang besar. Berdasarkan data Kementerian, kapasitas transaksi aset kripto bulan Januari sampai September 2021 mencapai Rp650 triliun! Jika dirata-rata per hari, angkanya mencapai Rp2-3 triliun. Saat ini pemerintah sedang melakukan validasi, verifikasi, dan merancang prosedur teknis bursa kripto yang rencananya akan dimulai akhir tahun 2021. Menurut Jerry, pembentukan bursa kripto ini bertujuan untuk mencegah tindakan ilegal seperti pencucian uang, jual beli narkotika, hingga pendanaan terorisme. Wacana tersebut baru akan direalisasikan di akhir tahun 2021. Lalu, seperti apa peraturan seputar aset mata uang kripto di Indonesia saat ini? Sejauh manakah aset dan mata uang kripto bisa digunakan? Simak penjelasannya berikut. Regulasi soal aset kripto di Indonesia
Pasar saham Amerika Serikat (AS) adalah salah satu tujuan investasi banyak investor di dunia. Di Negeri Paman Sam ini, terdapat pasar saham dan indeks terbesar dunia. Dua di antaranya adalah New York Stock Exchange (NYSE) yang populer dengan sebutan Wall Street dan National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ). Harga saham perusahaan kelas dunia bukan kaleng-kaleng. Tapi, investor bisa membeli hanya satu lembar atau in fraction. Keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain) dan pembagian dividen perusahaan yang besar, menjadi alasan para pemburu cuan masuk bursa saham AS. Kamu tertarik dengan pasar saham Amerika Serikat? Yuk, simak ulasan lengkap mengenai berbagai keunggulannya yang membuat disukai banyak investor dunia. Pasar saham Amerika Serikat memiliki emiten kelas dunia Jika kamu
BTC atau Bitcoin adalah pionir aset kripto yang popularitasnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Buktinya, harga Bitcoin melonjak drastis dari Rp45 ribu di tahun 2012 menjadi Rp700 juta di tahun 2021! Tren Bitcoin tersebut mendorong para pengembang untuk menciptakan mata uang kripto alternatif seperti Ethereum, Solana, hingga Dogecoin. Namun, hingga kini BTC masih mendominasi pasar cryptocurrency, yaitu dengan kapitalisasi pasar US$908 miliar per 3 Oktober 2021. Lantas, apa itu Bitcoin? Bagaimana asal usulnya sehingga bisa menjadi salah satu mata uang dan instrumen investasi yang menjanjikan return tinggi? Simak penjelasannya di dalam artikel berikut ini! Apa itu Bitcoin? Bitcoi
Crypto atau cryptocurrency adalah mata uang digital yang banyak menjadi perhatian masyarakat belakangan ini
BTC atau Bitcoin adalah pionir aset kripto yang popularitasnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Buktinya, harga Bitcoin melonjak drastis dari Rp45 ribu di tahun 2012 menjadi Rp700 juta di tahun 2021!
Elon Musk adalah tokoh berpengaruh yang berinvestasi dalam jumlah besar di beberapa aset kripto, yaitu Bitcoin, Ether, dan Dogecoin. Pendiri perusahaan Tesla ini memang dikenal sebagai pendukung ide mata uang kripto. Tak hanya itu, pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan Elon memiliki pengaruh yang besar terhadap sentimen investor cryptocurrency. Contohnya, pada tahun 2021 ini, Elon beberapa kali mengunggah gambar anak anjing shiba inu dalam akun Twitternya. Gestur tersebut menyebabkan para investor berbondong-bondong membeli koin Shiba Inu dan membuat harganya melonjak drastis. Tidak heran, banyak orang mencari tahu koin yang dimiliki CEO SpaceX ini karena pengaruhnya di pasar kripto tersebut. Mari simak ulasan mengenai aset kripto milik Elon Musk dalam artikel ini! Aset kripto yang dimiliki Elon Musk Menurut keterangan Elon, ia berinvestasi dalam jumlah besar di mata uang kripto Bitcoin, Ether, dan Dogecoin. Berikut ulasannya masing-masing. Bitcoin (BTC) Pada Juli 2021 lalu, Elon Musk mengaku bahwa ia berinvestasi dalam jumlah besar pada Bitcoin. Meskipun bisa mempengaruhi pasar dengan mudah, ia m
Sebagai investor saham, memilih saham terbaik wajib jadi perhatian kamu. Termasuk urusan investasi saham global seperti di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Eropa. Salah satu yang bisa kamu cari tahu saat memilih saham perusahaan di bursa global adalah debt to equity ratio-nya. Kamu sudah tahu apa itu debt to equity ratio? Dalam Bahasa Indonesia, pengertian debt to equity ratio (DER) adalah rasio utang terhadap ekuitas. Debt to equity ratio adalah rumus kunci modal usaha. Pemahaman tentang debt to equity ratio adalah hal yang kunci untuk mengetahui bagaimana perusahaan dapat mendanai usaha. Itu sebabnya, investor perlu mencermati DER ini ketika memilih saham. Buat kamu yang ingin berinvestasi saham global, mari simak ulasan lengkap DER berikut ini. Apa itu debt to equity ratio? Apa itu debt to equity ratio? Rasio utang terhadap ekuitas atau debt equity ratio adalah pengukuran berapa banyak utang perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya. Dalam pengukuran ini, rasio yang lebih tinggi bisa lebih berisiko dan berpotensi
Kamu yang tertarik investasi saham di pasar saham global penting untuk mengetahui apa saja indeks yang ada. Hal ini bisa jadi acuan kamu untuk melihat kinerja masing-masing perusahaan global. Indeks saham adalah ukuran statistik yang merangkum perubahan harga saham kelompok tertentu. Kelompok ini bisa kelompok perusahaan yang beroperasi di industri tertentu atau perusahaan yang telah mencapai titik bisnis tertentu. Indeks saham merupakan komponen penting dalam pasar modal. Sebab, dengan adanya indeks saham investor dapat memperkirakan pengaruh sentimen terhadap harga pasar saham secara keseluruhan atau parsial dengan cepat. Oleh karena itu, tidak heran jika indeks saham utama di pasar saham global juga didominasi oleh indeks saham yang ada di bursa saham Amerika Serikat. Sebut saja indeks Dow Jones, Nasdaq dan indeks saham S&P 500. Tertarik investasi saham di pasar saham dunia? Simak ulasan mengenai indeks saham utama di pasar saham global berikut ini. Indeks Saham S&P 500 (NYSE - AS) Indeks S&P 500 adalah indeks yang merangkum data pergerakan harga 500 perusahaan terbesar di pasar modal Amerika Serikat. Adapun k