Sebagai investor saham, memilih saham terbaik wajib jadi perhatian kamu. Termasuk urusan investasi saham global seperti di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Eropa. Salah satu yang bisa kamu cari tahu saat memilih saham perusahaan di bursa global adalah debt to equity ratio-nya. Kamu sudah tahu apa itu debt to equity ratio? Dalam Bahasa Indonesia, pengertian debt to equity ratio (DER) adalah rasio utang terhadap ekuitas. Debt to equity ratio adalah rumus kunci modal usaha. Pemahaman tentang debt to equity ratio adalah hal yang kunci untuk mengetahui bagaimana perusahaan dapat mendanai usaha. Itu sebabnya, investor perlu mencermati DER ini ketika memilih saham. Buat kamu yang ingin berinvestasi saham global, mari simak ulasan lengkap DER berikut ini. Apa itu debt to equity ratio? Apa itu debt to equity ratio? Rasio utang terhadap ekuitas atau debt equity ratio adalah pengukuran berapa banyak utang perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya. Dalam pengukuran ini, rasio yang lebih tinggi bisa lebih berisiko dan berpotensi
Kamu yang tertarik investasi saham di pasar saham global penting untuk mengetahui apa saja indeks yang ada. Hal ini bisa jadi acuan kamu untuk melihat kinerja masing-masing perusahaan global. Indeks saham adalah ukuran statistik yang merangkum perubahan harga saham kelompok tertentu. Kelompok ini bisa kelompok perusahaan yang beroperasi di industri tertentu atau perusahaan yang telah mencapai titik bisnis tertentu. Indeks saham merupakan komponen penting dalam pasar modal. Sebab, dengan adanya indeks saham investor dapat memperkirakan pengaruh sentimen terhadap harga pasar saham secara keseluruhan atau parsial dengan cepat. Oleh karena itu, tidak heran jika indeks saham utama di pasar saham global juga didominasi oleh indeks saham yang ada di bursa saham Amerika Serikat. Sebut saja indeks Dow Jones, Nasdaq dan indeks saham S&P 500. Tertarik investasi saham di pasar saham dunia? Simak ulasan mengenai indeks saham utama di pasar saham global berikut ini. Indeks Saham S&P 500 (NYSE - AS) Indeks S&P 500 adalah indeks yang merangkum data pergerakan harga 500 perusahaan terbesar di pasar modal Amerika Serikat. Adapun k
Dua bursa efek terbesar di Amerika Serikat (AS) dan dunia adalah New York Stock Exchange (NYSE) dan National Association of Securities for Dealers Automated Quotation (NASDAQ). Hal ini berdasarkan kapitalisasi dan pergantian pasar. Sedikit bocoran, NYSE atau Wall Street adalah pasar lelang, sedangkan NASDAQ adalah pasar dealer. Di sektor perdagangan, dua bursa terkemuka ini populer karena menyediakan platform perdagangan eksklusif. Jika kamu baru dalam pasar saham Amerika, simak ulasan lengkap mengenai perbedaan antara NASDAQ dan NYSE berikut ini! Apa itu NASDAQ? NASDAQ adalah pasar saham terkomputerisasi elektronik yang pertama dari jenisnya. NASDAQ didirikan pada 1971. Berbeda dengan perdagangan manual dan lantai fisik, pertukaran NASDAQ menangani semua transaksi perdagangan saham dengan sistem komputerisasi. NASDAQ memfasilitasi perdagangan di lebih dari 5.000 saham over the counter (OTC). Saham yang terdaftar di NASDAQ memiliki kode yang terdiri atas 4 huruf. Namun, ada juga yang terdiri atas 3 huruf, yang merupakan saham transfer dari NYSE. Saham yang diperdagangkan di NASDAQ dikenal sebagai saham tekn
Sebagai investor baru di pasar saham global, pasti kita bakal bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual saham. Tujuannya satu, biar tidak rugi ketika melakukan transaksi saham tersebut. Namun, banyak yang menyederhanakan waktu beli dan jual saham. Kebanyakan pemula hanya melihat waktu yang tepat membeli saham adalah saat harga turun, dan waktu menjual yang tepat adalah saat harga naik. Pertanyaannya, benarkah demikian sederhananya? Tidaklah salah menerapkan hal tersebut. Tapi, ternyata ada jam, hari, dan bulan yang tepat untuk melakukan pembelian dan penjualan saham di bursa global, lho! Penasaran? Yuk, kita simak ulasan lengkapnya berikut ini. Waktu yang tepat untuk membeli dan menjual saham Kebiasaan investor di pagi hari saat jam pasar saham global buka adalah mengecek update volume dan harga pasar saham yang
Pernahkah kamu mendengar istilah October Effect? Istilah yang juga populer dengan julukan Halloween Effect ini memang punya kesan “seram”. Tapi, walau agak mengerikan bagi investor saham global, October Effect tetap dinantikan. Jadi, apa itu October Effect dalam pasar saham global? October Effect adalah momen di mana harga saham global cenderung menurun. Momen ini mengerikan karena ada berbagai sejarah yang terjadi sepanjang bulan Oktober. Tapi, momen ini dinantikan karena saatnya borong saham. October Effect menjadi momen “diskon” untuk hampir semua saham yang ada di bursa saham dunia. Agar kamu bisa memanfaatkan October Effect untuk dapat cuan besar, yuk kenali sejarah dan alasannya October Effect dinantikan investor. Cerita di balik Oktober Effect Seperti yang sudah kita bahas di awal tadi, bahwa bulan Oktober identik dengan hal-hal yang berbau menyeramkan dan mengerikan. Karena bulan Oktober juga bertepatan dengan Halloween. Apakah dampaknya juga akan menyeramkan dalam pasar saham? Sebenarnya, October Effect merupakan salah satu fenomena dari calendar effect, y
Bagi investor, berinvestasi di instrumen apapun berarti mencari cuan. Salah satu instrumen investasi yang menawarkan keuntungan besar adalah saham. Jika kamu sudah terjun di dunia pasar saham Tanah Air, tidak ada salahnya melirik saham-saham besar perusahaan dunia. Sebut saja Microsoft dan Apple yang memang jadi jawara untuk urusan cuan. Selain capital gain dan dividen, ada berbagai keuntungan beli saham di luar negeri. Penasaran? Yuk simak. 1. Beli saham per lembar dan in fraction Keuntungan beli saham di luar negeri yang pertama adalah bisa beli per lembar. Tentunya hal ini sangat berbeda dengan aturan pasar saham Indonesia yang mewajibkan investor membeli 1 lot saham atau 100 lembar saham. Dari harga, saham luar negeri terutama bursa Amerika Serikat (AS) memang cenderung lebih mahal. Misalnya saja harga saham Google yang mencapai US$2.751 atau Rp38,8 juta per lembar saham. Jadi, modal awal untuk beli satu lembar saham Google hampir Rp40 juta. Meski boleh beli per lembar, harganya yang tinggi tentu memberatkan investor saham modal terbatas. Di sinilah ada lagi keuntungan beli saham di lua