Harga Bitcoin diperkirakan bisa melonjak hingga mencapai $116.000 pada akhir bulan ini, dipicu oleh kombinasi dari tiga faktor makroekonomi utama yang mendukung, menurut Markus Thielen, Kepala Riset dari 10x Research. Dalam laporannya, ia menjelaskan bahwa Bitcoin kini berada di ambang breakout dari zona konsolidasinya, dan kondisi makro yang terbentuk saat ini bisa menjadi “perfect storm” bagi pergerakan harga ke atas.
Faktor pertama yang disebut Thielen adalah arus masuk dana ke ETF Bitcoin spot yang sangat kuat. Meski sempat mengalami satu hari arus keluar bersih setelah 15 hari berturut-turut mengalami arus masuk, tren ini tetap menunjukkan minat institusional yang tinggi.
Sejak 1 Mei, total arus masuk ke ETF Bitcoin spot berbasis di Amerika Serikat telah mencapai hampir $10 miliar, atau sekitar 20% dari total akumulasi dana sejak peluncuran pada Januari 2024. Menurut Thielen, arus dana ini mencerminkan bahwa institusi besar mulai melihat Bitcoin sebagai aset strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global, bukan sekadar aset spekulatif jangka pendek.
Faktor kedua adalah ketidakpastian yang mengelilingi arah kebijakan Federal Reserve. Donald Trump, yang kembali mencalonkan diri sebagai Presiden AS, telah melontarkan kritik tajam terhadap Ketua The Fed Jerome Powell dan membuka kemungkinan akan menunjuk pengganti yang lebih condong pada kebijakan suku bunga rendah. Jika hal ini terjadi, maka Bitcoin bisa mendapatkan dorongan tambahan karena suku bunga rendah biasanya membuat aset-aset berisiko seperti kripto menjadi lebih menarik.
Faktor ketiga yang memperkuat prospek harga Bitcoin adalah menurunnya pasokan Bitcoin di bursa kripto. Data menunjukkan bahwa pasokan Bitcoin di bursa telah menurun selama 98 hari berturut-turut—penurunan terpanjang sejak tahun 2020. Penurunan ini menandakan bahwa investor semakin memilih untuk menyimpan Bitcoin mereka dalam wallet pribadi, bukan untuk diperdagangkan, yang menciptakan kelangkaan dan tekanan harga ke atas.
Gabungan dari meningkatnya permintaan institusional melalui ETF, dinamika politik yang dapat mendorong kebijakan moneter longgar, serta berkurangnya pasokan Bitcoin di pasar, membuat banyak analis percaya bahwa Bitcoin tengah bersiap untuk memasuki fase bullish baru yang bisa membawa harga menembus rekor tertinggi sebelumnya.
0 comments